Notification

×

Iklan

CFD Perdana Depok Dihadapkan Pada Kemacetan dan Pungli

Senin, 05 Mei 2025 | 10:08 WIB Last Updated 2025-05-05T03:08:00Z

Warga Depok padati kawasan Margonda Raya untuk CFD perdana


Depok, Rakyatterkini.com – Pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau *Car Free Day* (CFD) pertama di Kota Depok, Jawa Barat, pada Minggu (4/5/2025), menjadi awal yang menjanjikan namun masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Depok. Beberapa persoalan mencuat dan perlu segera dibenahi demi penyelenggaraan yang lebih baik ke depannya.

Salah satu kendala utama yang muncul adalah kemacetan lalu lintas serta keluhan mengenai dugaan pungutan liar (pungli) terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang Jalan Margonda Raya, lokasi utama kegiatan CFD.

Meski CFD bertujuan menciptakan ruang publik yang bebas dari kendaraan bermotor, kenyataannya arus lalu lintas di sekitar Jalan Margonda menuju Jalan Dahlia mengalami kemacetan parah. Penutupan sebagian jalur utama menyebabkan antrean kendaraan yang cukup panjang, bahkan hingga depan pusat perbelanjaan seperti D'Mall dan ITC Depok.

Sejumlah warga turut menyampaikan keluhan mereka. Maya (36), warga Pancoran Mas, mengaku senang dengan suasana CFD yang ramai, namun merasa terganggu dengan kemacetan yang terjadi. “Acaranya seru dan banyak kegiatan, tapi jadi macet banget. Apalagi yang enggak tahu kalau ada CFD, pasti bingung,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Reno (27) dari Kukusan, menilai penanganan lalu lintas belum optimal. “Mungkin karena baru pertama kali, jadi masih banyak yang belum tertata. Saya tadi mau ke stasiun, harus muter jauh banget karena jalan ditutup. Macetnya sampai arah Juanda,” ujarnya.

Wakasat Lantas Polres Metro Depok, Kompol Yayat Supriyatno, mengakui bahwa CFD ini menimbulkan kepadatan lalu lintas. Ia menambahkan bahwa Pemkot berupaya agar tidak semua jalan ditutup total, melainkan hanya dialihkan sebagian.

Wali Kota Depok, Supian Suri, pun menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas ketidaknyamanan tersebut. “Kami mohon maaf atas gangguan lalu lintas yang terjadi, khususnya bagi pengguna jalan yang melintas di Margonda,” ujar Supian usai meninjau langsung pelaksanaan CFD.

Dugaan Pungli Bayangi PKL

Di sisi lain, para pedagang kaki lima yang turut meramaikan CFD mengeluhkan adanya pungutan yang tidak resmi. Ahmad (42), seorang penjual minuman, mengaku diminta uang sebesar Rp 20.000 oleh seseorang yang mengaku anggota karang taruna. “Katanya buat kebersihan atau keamanan, tapi enggak jelas dari mana. Kalau enggak bayar, katanya nama kita dicatat,” ucap Ahmad.

Keluhan serupa disampaikan Sari (35), penjual makanan ringan, yang menyesalkan lemahnya pengawasan dari pemerintah setempat. “CFD ini kan untuk masyarakat, tapi ada yang malah manfaatin. Harusnya Pemkot tegas dan memberi sosialisasi bahwa pungli seperti ini tidak diperbolehkan,” tuturnya.

Sri Wahyuni (45), pedagang di depan ITC Depok, juga mengaku mengalami hal serupa. “Katanya untuk kebersihan, tapi yang minta enggak pakai identitas resmi. Harusnya bisa kerja sama dengan petugas resmi, bukan dipungut begitu saja,” keluhnya.

Hingga berita ini ditulis, pihak Pemerintah Kota Depok belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan pungutan liar tersebut.

Antusiasme Warga Tetap Tinggi

Di balik kekurangan yang ada, antusiasme masyarakat terhadap kegiatan CFD pertama di Depok cukup tinggi. Sejak pukul 05.30 WIB, warga sudah memadati kawasan Margonda Raya. Banyak yang datang dengan sepeda, mengenakan pakaian olahraga, atau sekadar berjalan santai bersama keluarga.

Rahma (25), warga Beji, menyambut gembira adanya CFD di kotanya. “Senang banget. Ini momen langka untuk kumpul keluarga sambil olahraga dan menikmati udara pagi yang segar,” katanya.

Hal serupa disampaikan Dara (30), yang biasa bersepeda di sekitar rumah. “Suasananya beda kalau jalan ditutup. Jadi lebih nyaman dan aman untuk berolahraga,” ujarnya dengan semangat.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update