Notification

×

Iklan

Panggung 100 Hari Riyanda–Jeffry: Apakah Sawahlunto Sedang Dibangun atau Dipoles?

Sabtu, 05 Juli 2025 | 06:05 WIB Last Updated 2025-07-04T23:05:25Z

Lapangan Segitiga (Lapseg)  alun-alunnya kota Sawahlunto.

Sawahlunto, Rakyatterkini.com – Seratus hari pertama adalah masa ujian, bukan hanya bagi pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih, tapi juga bagi harapan warga yang menggantungkan asa pada janji perubahan. 

Sejak dilantik Presiden RI, Prabowo Subianto, pada 20 Februari 2025 lalu, pasangan Riyanda Putra dan Jeffry langsung tancap gas. Tapi pertanyaannya: apakah yang sedang terjadi ini benar-benar pembangunan atau sekadar polesan awal?

Di atas kertas, sederet capaian mereka memang cukup menjanjikan. Ada tiga program prioritas yang jadi sorotan: perbaikan distribusi air bersih PDAM, pembenahan jalan, dan penerangan kota. Ketiganya jelas menyasar kebutuhan paling dasar masyarakat. Bahkan di beberapa titik, progresnya mulai terlihat. 

Air mulai mengalir lebih lancar, jalan-jalan yang dulu gelap mulai diterangi lampu, jalan- jalan kota yang dulunya rusak mulai diaspal ulang pada beberapa ruas. 

Tak cukup di situ, landmark "SAWAHLUNTO" di Puncak Polan kini tampil lebih hidup setelah lampunya diganti.Tapi, apakah simbol itu mencerminkan perubahan yang benar-benar menyentuh akar?

Pemerintah juga membangun tiga tower BTS Telkomsel di daerah yang sebelumnya blank spot: Batu Tanjuang, Kubang Tangah, dan Taratak Boncah. Sebuah langkah penting untuk membuka akses komunikasi. Tapi publik tentu berharap, jangan sampai itu hanya jadi proyek seremonial yang tidak dibarengi pemerataan kualitas sinyal di pelosok lain.

Pemerintah Kota Sawahlunto juga kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK Sumbar. Prestasi ini digadang-gadang sebagai bukti tata kelola keuangan yang baik. Namun, banyak warga bertanya-tanya: apakah ini benar-benar hasil reformasi tata kelola, atau hanya kelanjutan administrasi dari periode sebelumnya? Masyarakat butuh transparansi, bukan hanya penghargaan.

Sebagai penutup 100 hari kerja, digelar Manang Race 2025, event balap motor yang berlangsung di Sirkuit Permanen Kandi dan menarik ribuan penonton. Ekonomi lokal pun ikut bergerak. Tapi di tengah euforia itu, sebagian warga bertanya: apakah ini bentuk penguatan sektor pariwisata, atau hanya “show off” jangka pendek?

Kesan Awal yang Meyakinkan, Tapi Jalan Masih Panjang

Tidak bisa dipungkiri, 100 hari pertama ini penuh energi dan langkah cepat. Tapi juga wajar jika warga mulai mengangkat alis: apakah semua ini akan berlanjut menjadi sistematis, atau hanya kilau awal yang memudar perlahan?

Warga menunggu langkah yang menyentuh sektor pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, hingga reformasi birokrasi. Kota ini butuh lebih dari sekadar landmark terang dan lintasan balap – Sawahlunto butuh kepemimpinan yang membangun sampai ke dalam.

Sebab di balik setiap lampu kota yang menyala, masih banyak rumah yang gelap oleh ketimpangan.
Di balik tiap tower BTS, masih ada suara-suara warga yang belum terdengar.

Dan di balik panggung seratus hari, waktu akan menjawab: Sawahlunto sedang dibangun atau sekadar dipoles. (ris1)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update