Jakarta, Rakyatterkini.com – Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan di pasar spot pada Kamis (20/3) pagi dengan posisi Rp16.522 per dolar AS. Mata uang Indonesia mengalami kenaikan sebesar 8 poin atau sekitar 0,05 persen.
Sejumlah mata uang Asia juga menunjukkan penguatan. Baht Thailand naik 0,10 persen, won Korea Selatan menguat 0,38 persen, yen Jepang naik 0,17 persen, dan ringgit Malaysia meningkat 0,26 persen.
Sementara itu, mata uang utama negara-negara maju mencatat pergerakan yang beragam. Poundsterling Inggris naik tipis 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,33 persen, sedangkan dolar Kanada mengalami sedikit pelemahan sebesar 0,01 persen.
Faktor Penguatan Rupiah
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, menilai rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS yang sedang mengalami pelemahan setelah Federal Reserve (The Fed) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Selain itu, bank sentral AS juga memberikan sinyal akan melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali lagi dalam tahun ini. Penurunan suku bunga tersebut akan berdampak pada turunnya imbal hasil (yield) obligasi AS.
Di sisi lain, investor cenderung mencari aset investasi dengan keuntungan lebih tinggi, sehingga mereka dapat mengalihkan modalnya ke negara-negara dengan suku bunga lebih menarik. Hal ini berpotensi mengurangi permintaan terhadap dolar AS.
Untuk hari ini, Lukman memperkirakan pergerakan rupiah berada dalam kisaran Rp16.400 hingga Rp16.550 per dolar AS.(da*)