![]() |
Arisal Aziz, anggota DPR RI saat mendapat penjelasan dari keluarga korban. |
Lubuk Basung, Rakyatterkini.com - Rahmat Vaisandri, sopir Bus Al Hijrah jurusan Jakarta-Padang, yang ditemukan tewas dengan sejumlah luka beberapa bulan lalu, penyidikan kasusnya oleh aparat kepolisian dinilai lamban.
Pelaku hingga kini belum juga tertangkap. Peristiwa tragis yang dialami warga Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, ini mendapat perhatian serius oleh Arisal Azis, anggota Komisi XIII DPR RI.
Pada Rabu (22/1/2025), Arisal Azis mengungkapkan kekecewaannya terhadap penanganan kasus oleh Polres Metro Jakarta Timur. Ia juga mendatangi Polda Metro Jaya pada Kamis (23/1/2025) untuk meminta kejelasan terkait perkembangan kasus tersebut.
“Saya baru saja dikunjungi oleh keluarga korban dan kuasa hukum. Kata mereka kasus ini sudah hampir tiga bulan ditangani Polres Metro Jaktim dan belum ada titik terang. Kenapa begitu lama menyelesaikan perkara ini?” ujar Arisal.
Sementara kuasa hukum keluarga korban, Mukti Ali, menyebutkan adanya sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus kematian Rahmat. Beberapa poin mencurigakan yang ditemukan antara lain:
Tidak adanya police line di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Klaim pihak kepolisian bahwa CCTV di lokasi kejadian rusak.
Hilangnya barang-barang pribadi milik korban.
Kondisi korban terakhir yang ditemukan dalam keadaan terikat dan mengalami luka serius.
“Tim kami menemui banyak kejanggalan pada kejadian kematian saudara kita. Beberapa indikasi tadi semakin menguatkan keyakinan kami ada yang tidak beres pada kasus ini. Dengan adanya dukungan dari Pak. Arisal Azis, kami berharap kasus ini segera mendapatkan kejelasan dan keadilan,” kata Mukti Ali.
Rahmat Vaisandri, hilang kontak dengan keluarganya pada 20 Oktober 2024 saat mengurus paspor.
Delapan hari kemudian, tas milik Rahmat ditemukan di depan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Merasa cemas, keluarga melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Pasar Rebo pada 30 Oktober 2024.
Kabar mengejutkan datang pada 5 November 2024 ketika pihak kepolisian menginformasikan bahwa Rahmat telah meninggal dunia dan jenazahnya berada di Rumah Sakit Kramat Jati.
Menurut keterangan rumah sakit, Rahmat ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada 24 Oktober 2024. Pemeriksaan awal menunjukkan adanya luka robek di kepala dengan 29 jahitan serta lebam di beberapa bagian tubuhnya, menguatkan dugaan adanya tindak kekerasan.
Arisal Azis menegaskan tidak akan tinggal diam. “Ini kejadian sungguh menyayat hati saya. Terlepas dari proses hukum yang sedang berjalan dan apapun dugaannya, ‘padiah hati ambo’, jauh-jauh dunsanak kita merantau berakhir tragis seperti ini. Saya akan kawal kasus ini sampai selesai,” ujarnya.
Keluarga Rahmat kini meminta agar kepolisian segera melakukan autopsi untuk mengungkap motif di balik kematian Rahmat. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk tokoh perantau seperti Arisal Azis, mereka berharap kasus ini mendapatkan perhatian serius dan dapat diselesaikan secara transparan. (*)