![]() |
Ilustrasi wikimedia.org. |
RAKYATTERKINI.COM - Merokok telah lama menjadi kebiasaan yang mendarah daging di berbagai lapisan masyarakat. Banyak yang menganggap rokok sebagai pelarian singkat dari stress, dan bahkan ada yang menjadikannya sebagai kebiasaan.
Sebenarnya sebagian besar perokok tau bahwa merokok dapat menyebabkan bahaya yang lama kelamaan akan menyebabkan banyak penyakit yang akan sangat membahayakan tubuh dikemudian hari.
Satu batang rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, dan setidaknya 70 di antaranya diketahui dapat menyebabkan kanker. Meskipun efek langsung merokok mungkin tidak langsung terlihat, paparan rutin terhadap bahan bahan kimia berbahaya ini dapat merusak organ vital seperti paru-paru, jantung, dan pembuluh darah.
Proses merusak ini terjadi secara perlahan lahan, hingga akhirnya berkembang menjadi penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.
Salah satu dampak paling jelas dari merokok adalah kerusakan paru-paru. Rokok merusak silia, rambut kecil di saluran pernapasan yang berfungsi menyaring partikel asing dari udara yang kita hirup.
Ketika silia rusak, paru-paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan iritasi. Penyakit seperti bronkitis kronis dan emfisema sering kali menjadi hasil akhirnya, membuat penderitanya sulit bernapas dan bergantung pada bantuan medis jangka panjang.
Merokok tidak hanya berdampak pada paru-paru, tetapi juga meningkatkan resiko kanker di organ lain, seperti mulut, tenggorokan, ginjal, dan pankreas. Selain itu, merokok mengganggu aliran darah dengan mempersempit pembuluh darah dan membuat jantung bekerja lebih keras.
Akibatnya, risiko serangan jantung dan stroke juga meningkat secara signifikan. Bahkan bagi perokok pasif, hanya terpapar asap rokok juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang sama seriusnya dengan perokok aktif.
Selain resiko kesehatan, merokok juga membawa beban ekonomi yang signifikan. Pengobatan penyakit terkait rokok menambah beban biaya kesehatan secara keseluruhan, yang akhirnya mempengaruhi perekonomian. Di tingkat pribadi, merokok dapat menguras keuangan dengan biaya yang terus meningkat untuk membeli rokok, selain biaya medis yang mungkin harus ditanggung di kemudian hari.
“Menurut saya merokok itu hanya memiliki dampak yang negatif, Tidak cuma sekadar membuang buang uang asapnya pun dapat merugikan kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar, "ujar Fakhri Dzaky Gromico (19) mahasiswa Universitas Andalas”
Kabar baiknya adalah, tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti. Tubuh memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memperbaiki diri setelah berhenti merokok. Dalam beberapa minggu, tekanan darah dan sirkulasi darah dapat kembali normal.
Setelah beberapa bulan, fungsi paru-paru akan meningkat, dan dalam beberapa tahun, risiko penyakit jantung dan kanker berkurang secara signifikan.
Dengan dukungan yang tepat, seperti konseling, terapi pengganti nikotin, dan yang terpenting dengan komitmen yang kuat, perokok dapat menghentikan kebiasaan ini sebelum bencana besar menimpa mereka.
Farlan Al-Hadi (19) ketika diwawancarai tentang dampak bahaya merokok mengatakan merokok langkah kecil yang tidak tampak berbahaya dalam waktu dekat, tetapi setiap batang rokok membawa dampak yang berbahaya seiring waktu berjalan dan sering kali fatal.
Dalam jangka panjang, merokok adalah jalan menuju penyakit serius, menurunkan kualitas hidup, dan menyebabkan kerugian ekonomi. Menghentikan kebiasaan ini adalah satu-satunya cara untuk menghindari bencana besar yang mengintai. (*)
Penulis: Aldi
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Andalas