Pesisir Selatan, Rakyatterkini.com – Jejak digital di internet dapat merugikan penggunanya, seperti informasi pribadi, nama, alamat, nomor telepon atau riwayat transaksi dapat digunakan untuk pencurian identitas.
Informasi pribadi tersebut juga dapat digunakan penjahat dunia maya untuk melancarkan penipuan, seperti serangan phising.
Agar selalu waspada, tidak lengah terhadap rekam jejak digital yang ditinggalkan di internet, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (15/10/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Mengusung tema ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet” diskusi online yang akan diikuti siswa pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan, Salim Muhaimin, praktisi IT Mahir Institute Partner Ardiansyah, CEO PT Elok Prima Asia Erlan Primansyah, dan Yoga selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera1510. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000. Untuk 10 peserta yangmengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Senin (14/10/2024).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, jejak digital yang tidak terlindungi dapat digunakan untuk pengawasan yang tidak diinginkan. Selain itu, jejak digital yang besar dan tidak dikelola dapat menyebabkan kerentanan terhadap serangan siber.
Untuk melindungi jejak digital, periksa dan hapus jejak digital yang kurang baik, bijak sebelum menulis di media sosial, pahami aturan privasi dalam perangkat, bangun citra diri yang positif, batasi informasi yang dibagikan, ketahui dengan siapa berbagi informasi, pastikan hanya mem-posting hal positif dan bermanfaat.
Kemkominfo menambahkan, jejak digital bersifat permanen dan dapat berdampak pada masa depan. Misalnya, memengaruhi reputasi, bahkan dapat menjadi penentu dalam proses rekrutmen penerimaan karyawan. ”Jejak digital yang tertinggal di server internet tidak bisa dihapus dan dapat ditampilkan kembali,” tegasnya.
Webinar ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)