
RAKYATTERKINI.COM - Frekuensi dan intensitas kebakaran hutan meningkat sebagai akibat dari suhu yang lebih tinggi, dan cuaca yang lebih kering, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar.
Kebakaran hutan menjadi salah satu dampak signifikan dari perubahan iklim global yang semakin nyata. Fenomena ini tidak hanya mengancam ekosistem hutan, tetapi juga berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Perubahan iklim, khususnya dalam hal suhu yang lebih tinggi dan cuaca yang lebih kering, telah meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir.
Pengaruh Suhu dan Cuaca Terhadap Kebakaran Hutan
Suhu yang lebih tinggi dan cuaca yang lebih kering merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan.
Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), peningkatan suhu global telah mempercepat siklus kebakaran hutan di berbagai belahan dunia.
Data dari NASA menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1 derajat Celsius sejak awal era industri, yang mana meningkatkan kekeringan dan membuat hutan lebih rentan terhadap kebakaran.
Mekanisme Terjadinya Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan umumnya dipicu oleh kombinasi faktor-faktor seperti kekeringan yang berkepanjangan, curah hujan yang tidak memadai, serta sumber api dari aktivitas manusia atau petir.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) mencatat perubahan pola curah hujan yang tidak stabil juga memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko kebakaran hutan, dengan musim kemarau yang lebih panjang dan intens.
Dampak Emisi Gas Rumah Kaca
Emisi dari kebakaran hutan, yang terutama terdiri dari karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O), menciptakan efek rumah kaca yang signifikan.
Gas-gas ini memperangkap panas matahari di atmosfer bumi, menyebabkan peningkatan suhu global atau pemanasan global.
Menurut analisis NOAA, kebakaran hutan menghasilkan sejumlah besar emisi yang berkontribusi pada perubahan iklim secara keseluruhan.
Strategi Mitigasi dan Adaptasi
Untuk mengurangi dampak kebakaran hutan dan mengatasi perubahan iklim yang terkait, langkahlangkah mitigasi dan adaptasi diperlukan dengan mendesak.
IPCC merekomendasikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk tindakan pemadam kebakaran yang lebih efektif dan pengurangan emisi gas rumah kaca dari sumber-sumber lain seperti industri dan transportasi.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kebakaran hutan yang semakin sering dan intensitasnya yang meningkat merupakan dampak nyata dari perubahan iklim global, yang didorong oleh suhu yang lebih tinggi dan cuaca yang lebih kering.
Untuk melindungi hutan kita dan mengurangi kontribusi terhadap pemanasan global, langkah-langkah yang koordinatif dan terencana perlu segera dilakukan. (*)
Penulis: Khairunnisa
Mahasiswa Semester 6 Fisika Universitas Andalas