![]() |
Aksi Aktivis AFJ angkat isu kesejahteraan ayam petelur di Hari Ibu. | Foto istimewa |
Yogyakarta, Rakyatterkini.com - Sejumlah aktivis dari Animal Friends Jogja (AFJ) menggelar aksi di depan eks Gedung Bioskop Permata, Yogyakarta.
Tujuannya untuk menyuarakan isu kesejahteraan ayam petelur, terutama yang berada dalam kandang baterai. Mereka tampil mengenakan topeng ayam, membawa poster menggambarkan kondisi ayam petelur di dalam kandang baterai, dan ada yang berpakaian kostum ayam berada dalam kandang besi.
Para aktivis juga membagikan selebaran kepada pengguna jalan, membahas aspek-aspek terkait sumber telur konsumsi.
Dalam konteks peringatan Hari Ibu pada 22 Desember, para aktivis ini mengangkat isu perlakuan terhadap ayam petelur, menekankan bahwa momen ini merupakan waktu yang tepat untuk memperhatikan isu kesejahteraan perempuan, termasuk hewan betina.
Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Farmed Animals Advocacy Program AFJ, menyampaikan bahwa ayam petelur bukan sekadar mesin produksi, melainkan individu dengan perasaan kompleks.
Ayam petelur dalam kandang baterai menghadapi berbagai tantangan kesehatan, seperti osteoporosis akibat penipisan kalsium pada tulang karena tingginya produksi telur dan keterbatasan ruang gerak.
Kondisi ini dapat menyebabkan patah tulang dan kelemahan hingga lumpuh. Selain itu, pembatasan gerak ini juga berdampak pada tingkat stres dan frustrasi yang tinggi karena ketidakmampuan ayam untuk mengekspresikan naluri alaminya.
Aksi ini juga menyentuh isu sumber telur konsumsi di Indonesia. Meskipun telur merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi, penyadartahuan mengenai kondisi ayam petelur masih perlu ditingkatkan.
Sekitar 80% ayam petelur di industri pangan Indonesia masih hidup dalam kandang baterai yang sempit dan kotor.
Dhiani berharap dengan mengangkat isu kesejahteraan hewan dalam momen penting seperti Hari Ibu, masyarakat akan lebih sadar dan tertarik untuk mengetahui asal-usul produk yang mereka konsumsi, termasuk telur.
Harapannya, hal ini dapat menciptakan permintaan masyarakat terhadap produk pangan yang lebih memperhatikan kesejahteraan hewan dan nilai-nilai welas asih. (rel/gp)