Notification

×

Iklan

Pengetahuan Mahasiswa Sastra tentang Detektif Fiksi Pertama di Dunia

Selasa, 11 Oktober 2022 | 09:42 WIB Last Updated 2022-10-11T02:42:06Z

Sumber|Google.

Oleh : Khatrine Patricia F


RAKYATTERKINI.COM - Sebagai mahasiswa jurusan sastra, membaca dan mengenal berbagai cerita adalah hal yang lumrah dan wajib untuk dilakukan. 


Salah satu cerita yang menarik untuk dibahas adalah cerita mengenai detektif. Detektif adalah seseorang yang melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau kejahatan yang terjadi di sekitar kita. 


Cerita detektif menceritakan bagaimana pengarang membuat sosok detektif menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara jeniusnya. 


Cerita detektif yang terkenal adalah Detektif Conan dan Sherlock Holmes. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa penulis dari Sherlock Holmes terinspirasi dari cerita pendek karangan Edgar Allan Poe yang berjudul “The Murderers in The Rue Morgue,” Sir Arthur Conan Doyle mengatakan bahwa Dupin adalah sosok inferior dan kemampuan analisis nya sangat jenius. 


Cerita pendek ini diterbitkan pada tahun 1841 di majalah Graham. Detektif fiksi pertama yang penting untuk diketahui adalah C. Auguste Dupin, seorang detektif asal Prancis yang punya kebiasaan membaca pikiran. 


Setelah meminta pendapat beberapa mahasiswa sastra di Universitas Andalas, tidak ada yang mengenal nama “Dupin” yang menjelaskan cerita karangan Poe ini belum dikenal oleh banyak orang karena beberapa faktor. 


Menurut Myse Annisa, seorang mahasiswi jurusan Sastra Inggris Universitas Andalas membaca cerita detektif itu menyenangkan dan menarik karena cerita detektif ini mengajarkan kita untuk lebih teliti lagi dalam menelaah sesuatu.


Namun, ketika ditanya mengenai sosok detektif fiksi pertama yang ia tahu, Myse menjawab detektif Conan, menurutnya detektif Conan sangat tampan. Begitu juga jawaban dari Suwanda Alfasha, Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas.


"Taunya Cuma detektif Conan, dulu sempat baca.” Ada beberapa alasan dari ketidaktahuan mahasiswa sastra mengenai cerita pendek tentang detektif pertama di dunia ini. 


Ceritanya sudah lama terbit dan tidak banyak yang membahas mengenai cerita ini, ungkap Qatrunnada, mahasiswi jurusan Sastra Inggris, Universitas Andalas saat ditanya pendapatnya mengenai tidak dikenalnya sosok detektif Dupin saat ini. 


“Ceritanya terlalu lama dan tidak dikenalkan lagi ke publik, jadi tidak ada yang tahu,” ungkap Annisa Safitri Tanjung mahasiswi Satra Inggris Univeristas Andalas saat ditanya hal yang sama. 


Jauhnya jarak terbit dari cerita pendek ini dengan usia para mahasiswa mempengaruhi pengetahuan mahasiswa mengenai cerita ini. Faktor lainnya, tidak ada pembahasan lebih dalam mengenai cerita detektif kepada mahasiswa juga mempengaruhi pengetahuan mahasiswa mengenai detektif pertama ini. 


Cerita pendek ini dikenal pada masanya dan dapat menarik perhatian pembaca, bahkan menginspirasi para penulis untuk menuliskan cerita tentang detektif, seperti “L’ Affaire Leuroge” (1866) by Emile Gaboriau, “The Moonstone” (1868) by Wikie Collins, “Leavenworth Case” (1878) by Anna Katharine Green, dan tentu saja “A Study in Scarlet” (1892) by Sir Arthur Conan Doyle. 


Banyaknya penulis yang terinspirasi menunjukkan bahwa cerita pendek karangan Poe ini sangat berpengaruh terhadap cerita detektif saat ini yang bahkan sampai dijadikan film. 


Sosok detektif Dupin tidak digambarkan dengan jelas melalui cerita karangan Poe, tetapi visual dari Dupin tergambarkan saat penampilan teater dari salah satu cerita mengenai Dupin. 


“Aku tidak pernah membaca cerita detektif, tapi Conan sering disebut oleh orang-orang. Mungkin Dupin ini tidak dikenal karena kurangnya pembahasan tentang itu dan para pembaca juga tidak mencari tahu. 


Jadi, informasi mengenai detektif pertama ini akan sangat menarik bagi pembaca apalagi yang suka tentang detektif, ungkap Ara, mahasiswi jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas. (penulis mahasiswi Sastra Inggris Universitas Andalas)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update