Notification

×

Iklan

Walikota Letakan Batu Pertama Pembagunan Rumah Layak Huni

Selasa, 12 Oktober 2021 | 16:01 WIB Last Updated 2021-10-12T09:02:22Z

Walikota Deri Asta bersama Forkopimda, peletakan Batu Pertama Pembangunan Rumah Layak Huni di Dusun Sawah Taratak. (Riswan Idris/Rakyatterkini.com)


Sawahlunto, Rakyatterkini.com  -  Sebanyak 12 unit rumah tidak layak huni di Desa Muaro Kalaban akan dibangun oleh Pemko Sawahlunto, melalui DPKP2LH Sawahlunto.


Begitu disampaikan Walikota Sawahlunto Deri Asta, saat peletakan batu pertama pembangunan rumah layak huni, milik nenek Siti (83) di Dusun Sawah Taratak, Desa Muaro Kalaban, Kecamatan Silungkang, Senin 11 Oktober 2021.


Walikota mengatakan, bantuan ini sebagai upaya pencegahan dan penanganan perumahan dan permukiman kumuh perkotaan, serta untuk memberikan rumah yang layak huni bagi masyarakat tidak mampu.


Tahun 2021 Kota Sawahlunto mendapatkan alokasi DAK sebanyak 63 unit rumah yang dibagi untuk 4 kecamatan dan APBD sebanyak 23 unit rumah. Khusus untuk Desa Muaro Kalaban ini mendapatkan 12 unit pembangunan rumah layak huni, yang berasal dari Pokir Anggota DPRD Sawahlunto Dapil 3 Silungkang dan Lembah Segar, Masril (PKPI) sebanyak 10 unit dan Elfira Rita Dewi (Golkar), Ronald Kardinal (Nasdem) masing-masing 1 unit rumah.


Deri Asta juga mengharapkan suporting dari TNI / Polri, Kecamatan dan Pemerintahan Desa dalam pembagunan rumah layak huni bagi masyarakat tidak mampu.


"Anggaran kita sangat terbatas, lanjutnya. Anggaran tersedia Rp 20 juta/ unit. Kepada TNI/Polri, Desa dan Dusun kita harapkan bantuan tenaga kerjanya, sehingga anggaran yang 20 juta itu bisa kita belanjakan penuh untuk bahan pembangunannya." 


Kapolres Sawahlunto dan Dandim 0310/SSD menyambut baik program dan harapan Pemko Sawahlunto. TNI/Polri akan mengirim personilnya membantu pembangunan rumah layak huni tersebut.


Nenek Siti, perempuan yang hidup sebatang kara di dusun Sawah Taratak itu, dengan mata berkaca - kaca megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu terwujudnya rumah layak huni.


"Sudah 17 tahun beliau hidup menumpang di rumah saya, "ucap As, perempuan setengah baya yang menampung nenek Siti di rumahnya.


Keseharian nenek Siti, perempuan asal Jawa ini mengambil pasir di sungai, untuk menutupi biaya hidup sehari-sehari. 


Sementara itu secara terpisah Kadis PKP2LH, Adrius Putra mejelaskan, bantuan ini dapat mengurangi jumlah rumah tidak layak huni yang ada di kota Sawahlunto.


Tujuan dari program Peningkatan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini untuk meningkatkan taraf hidup para penerima dapat tercapai, harap Adrius. (Ris1)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update