Notification

×

Iklan

Brimob yang Hilang itu Ternyata Teman Ajudan Ketika Bupati Hendrajoni

Kamis, 01 April 2021 | 08:29 WIB Last Updated 2021-04-01T02:00:11Z

Foto Asep.


Painan, Rakyatterkini com - "Tidak ada yang mustahil di dunia ini kalau Allah SWT sudah berkehendak,” demikian sebaris kalimat yang ditulis Fadli Chaniago Atlas, anggota Polres Pesisir Selatan, Sumatera Barat.


Kalimat diatas tampilan layar Video YouTube yang menceritakan ada seorang lelaki di RSJ diduga yang  bersangkutan adalah seorang anggota Brimob yang dikabarkan hilang saat peristiwa Tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. 


Lelaki itu selama ini di Rumah Sakit Jiwa dipanggil dengan nama Zainal. Dia diduga Bharaka Asep. Jika benar dia Bharaka Asep dia teman satu angkatan dengan Fadli Chaniago Atlas saat mengikuti Pendidikan di Pusdik Brimob Watukosek, Jawa Timur, tahun 1999. Asep, Resimen 1 Korps Brimob, Batalyon B, Asep kompi 2, sedangkan Fadli kompi 4. Angkatan 35.1. 


Setelah tamat pendidikan Brimob di Pusdik Brimob Watukosek, Jawa Timur, kedua temanan ini sama-sama jadi penghuni Asrama Brimob Kedung Halang, Bogor. 


Selama di Bogor mereka ditugaskan kemana-mana diantara ke Aceh. Saat tsunami terjadi di Aceh, Asep sedang ditugaskan di sana. 


Sementara Fadli, saat tsunami baru saja meninggalkan Aceh. Dia waktu itu ditugaskan di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.  "Saya pulang bulan Oktober 2004, tsunami tgl 26 Desember 2004,” katanya. 


Namun pada 3 januari 2005, Fadli ditugaskan kembali ke Aceh, jadi Satgas evakuasi Tsunami selama 10 bulan. Asep Poskonya di Wilayah Aceh Besar kampung kecilnya Peukan Bada. 


"Saya waktu itu bertugas juga mencari rekan-rekan yang di Pos Brimob Pekan Bada. Saya lihat pos tersebut rata dengan tanah, ” Ungkap pria yang 15 tahun bertugas di Brimob ini. 


Fadli Chaniago Atlas, sekarang Bintara Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Satuan Sabhara Polres Pessel, sebelumnya 5 tahun menjadi ajudan Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni itu, yakin bahwa foto yang ada di media/portal berita itu adalah foto temannya. Namun demikian yang lebih pasti menentukan bahwa yang bersangkutan adalah Asep tentu hasil tes DNA. 


Sudah 17 tahun dianggap meninggal Bharaka Asep, anggota Brimob yang ditemukan di rumah sakit jiwa di Aceh sempat menggemparkan warga. 


Dikutip dari Tribunnews.com, Asep sudah 17 tahun dianggap meninggal karena bencana mega tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada akhir 2004 lalu. 


Saat ditemukan, pria yang diduga anggota Brimob, Baharaka Asep itu kini dalam kondisi mengalami gangguan kejiwaan dan menjalani perawatan di RSJ Zainal Abidin Banda Aceh. 


Berikut perjalanan Asep masuk ke RSJ di Banda Aceh, menurut penuturan pihak manajemen rumah sakit. 


Diantarkan 12 tahun yang lalu, kondisi linglung 

Direktur RSJ ZA Banda Aceh Makhrozal menuturkan, pria yang diduga adalah Ajun Brigadir Polisi (Abrip) Asep tersebut pertama kali menginjakkan kaki di rumah sakit jiwa itu 12 tahun lalu. 


Pada tahun 2009, kata Makhrozal, Asep diantarkan oleh seorang warga di Aceh Jaya ke RSJ tersebut. Asep saat itu dalam kondisi linglung dan belum jelas identitasnya.


“Kondisi pasien linglung. Kami tidak mendapat informasi dari pasien soal asal dan identitasnya,” tutur Makhrozal. 


Dalam perjalanannya, pihak rumah sakit menemukan bahwa Asep tak memiliki satu pun keluarga di Aceh. 


Lantaran selalu gagal menemukan wali, upaya rumah sakit untuk mengembalikan Asep ke Kabupaten Aceh Jaya gagal. 


Kondisi mengarah ke kesembuhan. Sekitar dua tahun lalu, pihak rumah sakit kembali mencoba memulangkan Asep. 


Sebab, pasien mengalami pemulihan yang baik dan secara klinis kondisinya mengarah pada kesembuhan. 


Tetapi lantaran masih belum jelas identitas dan keluarganya, Asep pun tetap dirawat di RSJ Banda Aceh hingga kini. 


“Informasinya masih simpang siur, kami tidak tahu bahwa pasien yang bernama Zainal Abidin itu adalah Asep, anggota polisi atau bukan,” tutur dia. 


Keluarga yakin itu Asep 

Sementara itu, pihak keluarga Asep mengaku gembira dan bersyukur lantaran mendapatkan secercah harapan.  Mereka mendapatkan kabar ditemukannya pria diduga Asep dari salah satu rekan polisi tersebut. 


“Percaya enggak percaya awalnya. Karena dulu itu sudah ditahlilin, 40 hari, satu tahunan ternyata masih hidup,” tutur adik kandung Abrip Asep, Burhan di Dusun, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (18/3/2021). 


“Campur aduk, senang sekaligus haru.Sudah 17 tahun, kami sangka meninggal dunia,” lanjut Burhan. Burhan mengemukakan, Asep adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. 


Asep yang merupakan anggota Brimob, dinyatakan hilang dalam bencana tsunami saat ia ditugaskan ke Aceh pada tahun 2004. 


Ketika itu Asep berpangkat ajun brigadir polisi (Abrip). 

Belasan tahun tak ada kabar, orang-orang mengira Asep telah meninggal. Bahkan gelar anumerta telah disematkan kepadanya. 


Ketika ditunjukkan foto pasien RSJ itu, keluarga meyakini jika pria itu adalah Asep, anggota keluarga mereka.  “Pas ditunjukkan foto, kami yakin itu kakak kami, ada ciri khusus dari dia,” kata Burhan. 


Sang kakak, ujar dia, memiliki tahi lalat di telinga kanan dan bekas jahitan di kening. “Itu luka waktu dia kecil, jatuh di kamar mandi,” kata dia. 


Dikutip dari detikcom, Polda Aceh masih menunggu hasil tes DNA diduga anggota Brimob, Bharaka Asep, yang hilang saat tsunami pada 2004. Hasil tes itu bakal diumumkan Mabes Polri. 


“Nanti Mabes Polri yang akan mengumumkan hasil tes DNA-nya karena menyangkut dua Polda,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy, Senin (29/3/2021). 


Kedua Polda itu adalah Polda Aceh dan Polda Lampung. Sampel tes DNA pasien RSJ diambil tim Biddokkes Polda Aceh sedangkan pengambilan sampel DNA keluarga Bharaka Asep dilakukan tim Biddokkes Polda Lampung. 


Pemeriksaan DNA itu dilakukan di Pusdokkes Laboratorium DNA di Jakarta. Menurut Winardy, hasil tesnya keluar sekitar dua pekan.  “Hasilnya 12 hari,” jelas Winardy. (*/baron)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update