![]() |
Sekdako Rovanly Abdams bersama Plt. Kadis Kominfo Sawahlunto, Holomoan. |
Sawahlunto, Rakyatterkini.com – Transformasi digital di lingkungan pemerintahan bukan lagi sebatas wacana. Kota Sawahlunto mengambil langkah serius dalam menghadapi tantangan zaman dengan menyelenggarakan Sosialisasi Keamanan Informasi dan Literasi Digital dalam Pemanfaatan Sertifikat Elektronik, Kamis, 3 Juli 2025.
Kegiatan ini dibuka Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto, Rovanly Abdams, dan merupakan kolaborasi antara Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sawahlunto bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Di hadapan peserta sosialisasi yang terdiri dari aparatur sipil negara (ASN) lintas OPD, Sekda Rovanly menggarisbawahi keamanan digital bukan lagi urusan teknis semata, melainkan telah menjadi fondasi utama bagi stabilitas birokrasi modern.
Gangguan pada sistem informasi birokrasi bukan hanya soal teknis. Ia bisa menimbulkan kekacauan dalam kebijakan, penyaluran anggaran, bahkan pada operasional harian. Karena itu, ASN harus makin kompeten dan disiplin dalam menjaga kerahasiaan serta stabilitas data digital, tegas Rovanly.
Seiring meningkatnya penggunaan sistem elektronik dalam administrasi pemerintahan—mulai dari surat menyurat digital, sistem informasi kepegawaian, hingga pelayanan publik berbasis daring—tantangan dalam hal keamanan informasi pun ikut meningkat.
Melalui kegiatan ini, pemateri dari BSSN menjelaskan dengan gamblang bagaimana ancaman siber, seperti serangan phishing, peretasan data, dan manipulasi sistem, bukan lagi sesuatu yang jauh dari keseharian birokrasi. Bahkan, dalam beberapa kasus, kebocoran data akibat kelalaian internal justru menjadi titik paling rawan.
Karena itu, pemanfaatan sertifikat elektronik, sebagai salah satu instrumen pengamanan dan otentikasi dalam dokumen digital, wajib dipahami dan diterapkan secara cermat oleh setiap ASN.
“Sertifikat elektronik bukan sekadar formalitas. Ia adalah perisai digital yang menjaga keaslian dan kerahasiaan dokumen. Jika tidak dikelola dengan benar, dampaknya bisa fatal bagi reputasi dan keandalan sistem pemerintahan,” papar narasumber dari BSSN, Taufik Shokliful Azhar (Sandiman Ahli Muda) Balai Besar Serfikasi Elektronik.
Kegiatan ini dinilai sebagai langkah proaktif Pemerintah Kota Sawahlunto dalam menjawab kebutuhan zaman, sekaligus membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya literasi digital yang aman dan bertanggung jawab. Apalagi, di era keterbukaan informasi seperti sekarang, kepercayaan publik terhadap birokrasi sangat erat kaitannya dengan tata kelola data yang transparan, tetapi tetap terlindungi.
"Kita tidak sedang membangun sistem digital untuk gaya-gayaan. Yang kita bangun adalah kepercayaan. Dan itu hanya bisa dicapai jika sistemnya aman dan penggunanya cakap,” ujar Rovanly.
Dengan semangat kolaboratif bersama BSSN, kegiatan ini menjadi titik tolak penting bagi peningkatan kapasitas digital ASN di Sawahlunto. Tidak hanya mengenal teknologi, tapi juga bijak dan tangguh dalam mengelolanya.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Pemko Sawahlunto untuk tidak sekadar go digital, tapi go secure, go smart memastikan setiap proses birokrasi digital tetap aman, efektif, dan akuntabel.
Sawahlunto tampaknya tak ingin hanya jadi penonton di era digital. Kota tambang bersejarah ini kini sedang menambang sesuatu yang jauh lebih bernilai literasi dan ketahanan digital. (ris1)