Jakarta, Rakyatterkini.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan menolak rencana pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Menurut laporan Associated Press (AP) yang dikutip pada Senin (16/6/2025), seorang pejabat AS menyebut Trump memveto usulan tersebut karena khawatir akan dampak geopolitik yang ditimbulkannya.
Sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Israel dalam beberapa hari terakhir secara intensif mendorong pemerintah AS untuk menyetujui rencana penghilangan Khamenei, dengan dalih telah menyusun strategi yang dianggap matang dan dapat dilaksanakan.
Namun, setelah menerima penjelasan lengkap mengenai operasi tersebut, pihak Gedung Putih menyampaikan secara langsung kepada otoritas Israel bahwa Presiden Trump tidak menyetujui aksi tersebut.
Masih menurut sumber yang sama, pemerintahan Trump lebih memilih pendekatan yang menghindari eskalasi militer besar, terutama terkait upaya Israel untuk menghancurkan program nuklir Iran. Langkah ekstrem seperti pembunuhan Khamenei dinilai hanya akan memicu ketegangan regional dan membuka peluang konflik skala besar.
Sementara itu, pemerintah Iran secara tegas membantah bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan terhadap wilayahnya. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengklaim negaranya memiliki bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan langsung AS dalam operasi militer tersebut.
Menurut Araghchi, serangan militer Israel terhadap Iran mustahil dilakukan tanpa restu dan dukungan dari Washington.
“Kami memiliki dokumen dan bukti yang jelas tentang bantuan militer yang diberikan oleh pasukan AS dan fasilitas pangkalan mereka di kawasan untuk mendukung serangan rezim Zionis,” ujar Araghchi.
Ia juga menambahkan, meskipun Presiden Trump menyangkal keterlibatan langsung, pernyataannya di depan publik justru mengonfirmasi bahwa AS mengetahui rencana serangan tersebut. Serangan itu, kata Araghchi, juga tak akan mungkin dilakukan tanpa dukungan logistik dan persenjataan dari Amerika Serikat.(da*)