Notification

×

Iklan

Status UNESCO Bonus, Bukan Tujuan Geopark

Kamis, 12 Juni 2025 | 04:44 WIB Last Updated 2025-06-11T21:44:00Z

Wagub Sumbar Vasko Ruseimy beri sambutan saat pembahasan terkait Geopark Unesco. 


Padang, Rakyatterkini.com – Status Geopark UNESCO seharusnya tidak dijadikan tujuan utama, melainkan dianggap sebagai hasil tambahan dari upaya nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Koordinator Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), Prof. Mega Fatimah Rosana, dalam kegiatan verifikasi lapangan Geopark Nasional Sianok-Maninjau dan Silokek yang berlangsung di Auditorium Gubernuran, Selasa (10/6/2025). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy.

Prof. Mega menekankan bahwa pelestarian alam harus berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta mendorong pembangunan wilayah yang tidak merusak lingkungan. Menurutnya, tujuan utama dari geopark adalah menciptakan harmoni antara konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Mega juga menyoroti semakin pentingnya isu lingkungan, terutama karena masih adanya anggapan bahwa status geopark dapat terganggu oleh keberadaan tambang. Ia menjelaskan bahwa kegiatan penambangan tetap diperbolehkan di kawasan geopark selama mengantongi izin resmi dari pemerintah dan dilakukan sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai geopark.

"Dalam regulasi, baik Izin Usaha Pertambangan (IUP) maupun penetapan Geopark Nasional sama-sama berasal dari Kementerian ESDM. Jadi, seharusnya tidak ada konflik antara keduanya. Yang penting adalah komunikasi yang solid di tingkat daerah," ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa tim verifikasi tidak datang untuk melakukan penilaian, melainkan untuk mencocokkan data lapangan dengan informasi yang tercantum dalam dokumen. Hasil verifikasi ini nantinya akan dilaporkan kepada Badan Geologi untuk menentukan apakah status Geopark Nasional tetap dipertahankan atau justru mendapatkan "peringatan kuning" yang mempercepat jadwal evaluasi dari lima tahun menjadi dua tahun.

"Peran daerah sangat penting untuk menunjukkan bukti nyata di lapangan. Kami ibarat jurnalis yang mencatat semua temuan dan menyampaikannya apa adanya," tambahnya.

Geopark Sianok-Maninjau dan Silokek saat ini menjadi dua dari tiga kandidat kuat dari Indonesia yang diajukan ke UNESCO, bersama satu kandidat lainnya dari Bojonegoro. Setelah melalui tahap penilaian dokumen oleh Bappenas, kini proses telah memasuki tahap verifikasi langsung di lapangan.

Prof. Mega juga menekankan pentingnya sinergi antarwilayah, khususnya dua kabupaten yang menaungi kawasan geopark tersebut. Ia mengingatkan bahwa tantangan sesungguhnya bukan hanya mendapatkan pengakuan dari UNESCO, tetapi juga mempertahankan status tersebut dalam proses evaluasi berkala setiap lima tahun.

Tak hanya itu, ia membuka ruang kolaborasi riset dengan pemerintah daerah guna memastikan kesiapan yang matang. "Kami siap mendampingi agar Indonesia tidak hanya sukses meraih status UNESCO Global Geopark, tapi juga mampu menjaganya secara berkelanjutan," ujarnya menutup pernyataan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menyatakan bahwa Pemprov telah berkomitmen penuh untuk mengembangkan geopark, khususnya di kawasan Sianok-Maninjau.

Ia berharap seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan Geopark Sumbar dapat terus bersinergi dan bekerja sama, sehingga kawasan ini benar-benar layak diusulkan menjadi bagian dari jaringan Geopark Dunia. “Mari kita bangun Geopark Ranah Minang secara kolektif, demi masa depan lingkungan dan ekonomi masyarakat,” tutup Vasko.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update