Notification

×

Iklan

Pasbar Wajibkan 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan

Selasa, 17 Juni 2025 | 19:00 WIB Last Updated 2025-06-17T12:00:00Z

Budi daya ayam petelur di Kelompok Tani 


Pasaman Barat, Rakyatterkini.com– Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menetapkan alokasi sebesar 20 persen dari dana desa untuk mendukung program ketahanan pangan. Kebijakan ini bertujuan memperkuat ketersediaan dan kemandirian pangan di tingkat desa.

Penjabat Sekretaris Daerah Pasaman Barat, Doddy San Ismail, menyampaikan bahwa berbagai program yang telah dilaksanakan mulai memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat desa.

"Besaran anggaran ketahanan pangan disesuaikan dengan nilai dana desa masing-masing, namun setiap desa diwajibkan mengalokasikan minimal 20 persen dari total dana yang mereka terima," ujar Doddy di Simpang Empat, Senin (16/6/2025).

Pada tahun 2025, total dana desa yang diterima Pasaman Barat mencapai Rp98,1 miliar, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp97,06 miliar. Dana tersebut akan disalurkan ke 90 nagari di wilayah tersebut.

Adapun program yang dibiayai mencakup budidaya ayam petelur, ikan lele, nila, gurami, sapi, dan kambing. Selain itu, masyarakat desa juga memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam berbagai komoditas seperti sayuran, jagung, dan padi.

“Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memanfaatkan potensi lokal, serta mendukung penanganan stunting dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tambah Doddy.

Ia juga menyebutkan bahwa Pasaman Barat kini menempati posisi keempat sebagai penerima dana desa terbesar di Sumatera Barat, setelah Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Agam.

Kebijakan alokasi dana tersebut merujuk pada Permendes PDTT Nomor 108 Tahun 2024, yang mengatur penggunaan dana desa tahun anggaran 2025. Perhitungan alokasi didasarkan pada sejumlah indikator seperti jumlah penduduk, luas wilayah, tingkat kemiskinan, dan kondisi geografis.

Sementara itu, Pendamping Lokal Desa di Kecamatan Pasaman, Jendri Wahis, mengungkapkan bahwa program ketahanan pangan di lapangan mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah budidaya ayam petelur di Nagari Lingkuang Aua Timur yang sudah berjalan sejak 2024.

“Sebanyak 438 ekor ayam telah dipelihara, dan kini menghasilkan sekitar 300 butir telur per hari. Hasilnya dijual ke masyarakat dan menjadi pemasukan bagi kelompok tani,” jelas Jendri.

Ia menambahkan, jika kelak Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) terbentuk, maka usaha ini berpotensi menjadi sumber pendapatan tetap bagi desa.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update