Padang Panjang, Rakyatterkini.com– Pemerintah Kota Padang Panjang terus menggagas berbagai inovasi guna menarik lebih banyak wisatawan. Salah satu program unggulan yang kini tengah difokuskan adalah reaktivasi jalur kereta wisata dari Stasiun Silaing Atas menuju kawasan Kacang Kayu.
Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi besar Pemko dalam menghidupkan kembali jalur rel bersejarah yang masuk dalam Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), situs yang telah mendapat pengakuan sebagai warisan dunia dari UNESCO.
“Kami sedang menyiapkan pengoperasian jalur kereta wisata sebagai destinasi unggulan baru di Padang Panjang. Penertiban, pembersihan jalur, serta sosialisasi kepada warga sekitar sudah kami laksanakan,” ungkap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Padang Panjang, Ampera Salim, pada Minggu (29/6).
Menariknya, kereta wisata yang dirancang bukan berupa kereta api konvensional, melainkan kendaraan mini wisata mirip odong-odong yang melaju di atas rel.
“Meski tetap menggunakan rel kereta, kendaraan ini digerakkan oleh mesin seperti mobil. Desainnya dibuat lebih fleksibel, ekonomis, dan mudah diakses, sehingga cocok untuk keluarga dan tidak mengganggu jalur utama,” jelas Ampera.
Rute wisata ini membentang dari Stasiun Silaing Atas di Kecamatan Padang Panjang Barat hingga kawasan Kacang Kayu di Padang Panjang Timur. Selain menawarkan pengalaman wisata baru, pengaktifan jalur ini juga menjadi upaya nyata pelestarian situs sejarah WTBOS yang selama ini kurang mendapat perhatian.
“Sejak 2022 kami telah mengajukan rencana ini ke PT KAI, namun belum ada realisasi. Padahal beberapa bagian rel sudah rusak atau hilang. Inilah saat yang tepat untuk merawat warisan dunia tersebut,” imbuhnya.
Ampera optimistis, kehadiran kereta wisata akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi pelaku UMKM, jasa transportasi, dan penyedia layanan pariwisata.
Dalam mendukung program ini, Pemko juga telah menyosialisasikan kepada warga di sepanjang jalur rel agar turut menjaga dan menata kawasan dengan tertib.
“Kami berharap kawasan rel menjadi bersih, aman, dan nyaman. Sosialisasi ini penting agar masyarakat memahami nilai historis sekaligus potensi ekonomi yang bisa dikembangkan dari program ini,” pungkasnya.(da*)