Banjarnegara, Rakyatterkini.com – Sosok Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menarik perhatian publik karena tampilannya yang tak biasa. Dengan tubuh dipenuhi tato dan gaya khas gangster Jepang, Hoho Alkaf kerap dijuluki "Yakuza dari Banjarnegara". Meski gayanya terbilang nyentrik, dedikasi dan visinya dalam membangun desa patut diacungi jempol.
Di balik penampilannya yang mencolok, Hoho justru sukses mengangkat perekonomian desanya melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Berkat kepemimpinannya, BUMDes Jaya Mandiri kini mampu menghasilkan omzet miliaran rupiah setiap tahun.
Membangun dari Nol di Tengah Pandemi
Saat mulai menjabat di masa pandemi COVID-19, Hoho langsung memikirkan strategi untuk membangun ketahanan ekonomi desa. Keterbatasan dana dari pemerintah tak menyurutkan langkahnya untuk mencari solusi berbasis potensi lokal.
“Sejak awal dilantik saat COVID, kita sudah mulai berpikir bagaimana desa ini bisa berdiri secara ekonomi. Dana desa tidak bisa hanya diandalkan. Harus ada usaha dari kita sendiri,” ujar Hoho, Selasa (10/6/2025).
Dengan pendekatan bertahap, pembangunan unit usaha dimulai sejak 2022. Usaha unggulan berupa peternakan ayam petelur kini telah berkembang pesat. Saat ini, BUMDes mengelola sekitar 7.000 ekor ayam dengan hasil produksi mencapai lebih dari 400 kilogram telur setiap harinya.
Permintaan Tinggi, Targetkan 15 Ribu Ekor Ayam
Produksi telur dari Purwasaba kini rutin didistribusikan ke wilayah Banjarnegara dan Tegal. Seiring popularitas Hoho yang semakin dikenal di media sosial, permintaan pun melonjak. Target ke depan adalah menambah populasi ayam hingga 15.000 ekor demi mencapai pendapatan tahunan sebesar Rp2 miliar.
Namun BUMDes Purwasaba tak berhenti pada usaha ternak ayam saja. Mereka juga mengembangkan peternakan sapi, kambing, rusa, hingga budidaya ikan nila dan lele. Seluruh kegiatan usaha tersebut melibatkan masyarakat secara langsung, sekaligus membuka lapangan kerja dengan upah yang sesuai standar UMR.
Diversifikasi Usaha Menuju Sektor Wisata
Tak hanya di sektor pangan, Desa Purwasaba kini juga mulai merambah bidang pariwisata. Beberapa proyek yang sedang dikembangkan antara lain kolam renang umum dan fasilitas belajar renang untuk anak-anak. Tak ketinggalan, kafe bertema kapal pesiar juga tengah dipersiapkan sebagai daya tarik baru di desa.
“Semua ini demi meningkatkan ekonomi desa dan membuka lebih banyak peluang kerja bagi warga,” tutur Hoho dengan semangat.
Penampilan Boleh Unik, Tapi Visi Tetap Progresif
Meski tampil dengan gaya yang tak lazim bagi seorang pejabat publik—berkacamata hitam, bertato, dan mengenakan rantai besar—Hoho Alkaf justru menjadi panutan baru dalam kepemimpinan desa. Aksinya membangun desa dari nol dan mengembangkan BUMDes secara profesional banyak mendapat apresiasi dari masyarakat, baik lokal maupun nasional.
Sebuah narasi video viral menyebut, “Inilah Hoho Alkaf, Kepala Desa Purwasaba, yang membuktikan bahwa kepemimpinan tak dinilai dari penampilan, melainkan dari kerja nyata untuk rakyatnya.”
Purwasaba, Bukti Nyata Desa Bisa Mandiri dan Berdaya Saing
Transformasi Desa Purwasaba menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat adalah contoh konkret bahwa desa bisa mandiri dan produktif. Dengan pendekatan modern dalam pengelolaan usaha, Hoho membuktikan bahwa potensi lokal, jika dikelola dengan serius, dapat menjadi sumber kemakmuran bersama.(da*)