Padang, Rakyatterkini.com – Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat, Rifki, mengungkapkan bahwa sebanyak enam jamaah haji asal Embarkasi Padang wafat selama pelaksanaan ibadah haji musim 1446 Hijriah.
“Sampai hari ini, tercatat enam jamaah dari Embarkasi Haji Padang yang meninggal dunia di Tanah Suci,” ujar Rifki saat ditemui di Padang, Selasa.
Dari enam jamaah tersebut, tiga berasal dari Provinsi Sumatera Barat dan tiga lainnya dari Provinsi Bengkulu.
Rifki merinci bahwa Saidun Basirun Sena (76), calon haji asal Bengkulu Selatan, meninggal dunia pada Rabu (14/5) pukul 14.15 WAS (18.15 WIB) di Rumah Sakit King Salman, Madinah. Di hari yang sama, Syahrul Hadi Salna (70) dari Kabupaten Lebong juga wafat pada pukul 19.15 WAS di kamar hotelnya di Kota Madinah.
Selanjutnya, Aidi Madri Umar (65), jamaah asal Bengkulu, menghembuskan napas terakhir di Hotel Al Hassan gedung 123, Makkah, pada Ahad (18/5) pukul 03.45 WAS (07.45 WIB).
Sementara itu, dari Provinsi Sumbar, Dayan Abu Bakar (80) asal Kabupaten Dharmasraya yang tergabung dalam Kloter 11, ditemukan meninggal dunia di Hotel Transit Safari Wukuf, Assila Muzdalifah, pada 3 Juni 2025. Nurleni Muhamad Ni (83) dari Kota Pariaman wafat pada 25 Mei di salah satu hotel. Adapun Yuldenis Suhar Mali (58) dari Kabupaten Tanah Datar meninggal dunia pada 4 Juni 2025 di Rumah Sakit Nasional Arab (RSNA).
Rifki yang juga menjabat sebagai Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan musim haji sebelumnya, angka kematian jamaah tahun ini tergolong rendah.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah jamaah yang wafat kali ini jauh lebih sedikit,” jelasnya.
Ia menambahkan, penerapan mekanisme istithaah atau pemeriksaan kesehatan secara ketat dan transparan sebelum keberangkatan turut berperan besar dalam menekan risiko kematian di Tanah Suci.
“Kami tentu berduka atas wafatnya enam jamaah, namun patut disyukuri karena setelah melewati puncak ibadah haji, jumlah ini relatif kecil dibandingkan sebelumnya yang bisa mencapai belasan orang,” kata Rifki.
Ia juga mengakui adanya permintaan dari sejumlah calon jamaah untuk diloloskan dalam proses istithaah, namun pihaknya tetap berpegang pada prosedur demi menjaga keselamatan jamaah selama beribadah di Arab Saudi.(da*)