Notification

×

Iklan

Dukungan kepada UMKM Jangan Hanya Sporadis, Tapi Harus Berkelanjutan

Selasa, 17 Juni 2025 | 12:00 WIB Last Updated 2025-06-17T05:00:00Z

UMKM 

Sawahlunto, Rakyatterkini.com — Dukungan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kerap digembar-gemborkan sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Namun sayangnya, tak sedikit kebijakan yang diberikan bersifat sporadis, sesaat, dan cenderung simbolik. Padahal, UMKM membutuhkan dukungan yang berkelanjutan dan menyeluruh, bukan sekadar pamer foto serah-terima bantuan.

Kebijakan yang sifatnya musiman atau hanya muncul menjelang event besar seperti hari jadi kota, pameran daerah, atau tahun politik, tak akan berdampak signifikan bagi daya tahan UMKM dalam jangka panjang. Bantuan alat produksi tanpa pelatihan? Tidak cukup. Modal usaha sekali pakai tanpa pendampingan? Bisa jadi beban. UMKM butuh lebih dari itu.

“Kalau mau UMKM naik kelas, dukungannya harus berkelanjutan. Jangan hanya datang saat ramai, lalu hilang saat mereka butuh,” ujar  Dora salah satu pelaku UMKM kuliner di Sawahlunto.

- Tiga Kunci: Akses, Pendampingan, dan Pasar

Dukungan berkelanjutan kepada UMKM idealnya mencakup tiga aspek utama: akses permodalan yang terstruktur, pendampingan usaha secara teknis dan manajerial, serta kemudahan akses pasar, termasuk digitalisasi dan promosi lintas platform. Tanpa itu, banyak UMKM hanya jadi 'alat pencitraan' sesaat.

Pemerintah daerah, perbankan, dan pelaku industri besar harus menyatukan langkah, bukan jalan sendiri-sendiri. Kolaborasi antar-stakeholder menjadi penting untuk membangun ekosistem UMKM yang sehat dan tangguh.

“Kita tidak bicara soal charity, tapi investasi sosial jangka panjang. UMKM itu bukan objek, mereka subjek pembangunan ekonomi daerah,” kata Firmansyah seorang pegiat ekonomi lokal.

- Saatnya Berpindah dari Seremoni ke Strategi

Jika benar UMKM adalah pilar ekonomi, maka perlakuannya pun harus sepadan: bukan dengan pola pendekatan seremonial, tapi strategi jangka panjang. Bantuan bergulir, inkubasi bisnis, integrasi ke dalam rantai pasok, hingga perlindungan hukum dan akses pembiayaan mikro harus menjadi bagian dari sistem, bukan sekadar program tahunan.

Momentum ini harus dijaga, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang masih mencari keseimbangan pasca pandemi dan fluktuasi global. Sawahlunto dan kota-kota kecil lainnya bisa menjadi contoh bagaimana UMKM dirawat dan diberdayakan secara berkelanjutan — bukan hanya dibanggakan di spanduk, lalu dilupakan begitu musim anggaran berganti.

UMKM bukan tontonan. Mereka pejuang ekonomi sejati. Tugas kita: bukan hanya membantu mereka bertahan, tapi membuat mereka tumbuh.(ris1)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update