![]() |
Pasien Cuci Darah bersama keluarganya di RSUD Sawahlunto. |
Sawahlunto, Rakyatterkini.com — Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto kembali menjadi sorotan tajam publik. Sejumlah pasien gagal ginjal yang dijadwalkan menjalani hemodialisis (cuci darah) harus kecewa dan cemas karena mendapati bahwa bahan-bahan penting untuk prosedur cuci darah habis.
Kondisi ini tidak hanya membuat pasien terlantar, namun juga mempertaruhkan nyawa mereka. Salah satu keluarga pasien yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya.
“Ini bukan sekadar pelayanan buruk, ini sudah menyangkut nyawa orang. Masa rumah sakit bisa kehabisan bahan cuci darah? Sudah dua kali minjam ke RS lain, sekarang habis pula,” ujarnya dengan nada kecewa.
Menurut informasi yang dihimpun, RSUD Sawahlunto sempat meminjam persediaan dari RSUD Dharmasraya beberapa waktu lalu untuk menutupi kekurangan. Namun, hal ini rupanya tidak menjadi solusi jangka panjang. Ketika stok kembali menipis, pihak manajemen disebut tak kunjung melakukan antisipasi.
Kelalaian ini menjadi pukulan serius bagi citra RSUD Sawahlunto yang selama ini diharapkan menjadi rujukan utama warga kota. Banyak pihak menilai, manajemen rumah sakit seolah tidak sigap dan abai terhadap kebutuhan layanan krusial seperti hemodialisis.
“Ini bukan barang mewah, ini kebutuhan pokok medis. Kenapa harus nunggu habis dulu baru ribut?,” keluh salah satu tenaga medis yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (14/6/2025) di RSUD Sawahlunto.
Direktur RSUD Sawahlunto, dr.Ardian yang dihubungi lewat telpon menerangkan mengenai penyebab kekosongan bahan medis tersebut karena keterlambatan suply dari penyedia.
"Kita sudah pinjam dari RSUD Teluk Kuantan, jadwalnya datang Jumat sore, tapi karena kendala transportasi bahannya baru sampai Sabtu siang. Makanya 14 pasien hari Sabtu ini kita tunda jadi hari Minggu," ungkap Ardian.
Warga dan pasien hanya berharap kejadian ini tidak terulang, karena setiap keterlambatan bisa berakibat fatal bagi pasien dengan penyakit kronis. (ris1)