Notification

×

Iklan

AS Serang Fasilitas Nuklir Iran, Dunia Bereaksi Keras

Senin, 23 Juni 2025 | 09:11 WIB Last Updated 2025-06-23T02:11:00Z

Fasilitas Nuklir Iran


Jakarta, Rakyatterkini.com – Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas nuklir milik Iran. Aksi militer ini menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menilai langkah AS dapat memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Dikutip dari *detikcom*, Minggu (22/6/2025), Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato singkat kepada rakyat Amerika setelah memerintahkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran. Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa pihaknya siap melancarkan serangan lanjutan jika Iran tidak menunjukkan itikad damai.

"Akan ada perdamaian, atau Iran akan menghadapi tragedi yang jauh lebih besar dari yang terjadi dalam delapan hari terakhir. Masih banyak target yang kami miliki," ucap Trump dalam pidato malamnya, dikutip dari AFP.

"Jika tidak ada jalan menuju perdamaian, maka kami akan kembali menyerang dengan presisi, kecepatan, dan kemampuan penuh."

Respons Iran

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras serangan AS tersebut. Ia menyebutnya sebagai tindakan agresi militer yang brutal terhadap fasilitas nuklir damai Iran, dan menyebut langkah AS sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

"Ini merupakan pelanggaran serius dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap prinsip dasar Piagam PBB dan hukum internasional," kata Araghchi dalam pidatonya pada KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, dikutip dari Aljazeera.

Araghchi juga memperingatkan bahwa pemerintahan AS akan bertanggung jawab sepenuhnya atas dampak dan konsekuensi dari aksi militer tersebut.

Kecaman PBB dan Negara Amerika Latin

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap serangan AS ke Iran. Ia mengingatkan bahwa tindakan ini berisiko memperburuk situasi dan bisa memicu konflik besar di wilayah yang sudah rentan.

"Penggunaan kekuatan oleh AS terhadap Iran hari ini merupakan eskalasi berbahaya. Ini adalah ancaman langsung bagi perdamaian dan keamanan internasional," ujar Guterres.

Guterres juga menyerukan kepada seluruh negara anggota PBB untuk meredakan ketegangan dan mengutamakan penyelesaian melalui diplomasi. "Tidak ada solusi militer untuk konflik ini. Hanya dialog yang menjadi jalan keluar," tegasnya.

Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel, lewat akun X (dulu Twitter), juga mengecam serangan tersebut. Ia menyebutnya sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional dan berpotensi menjerumuskan dunia dalam krisis global.

Hal serupa disampaikan Presiden Chili, Gabriel Boric, yang menegaskan pentingnya segera mewujudkan perdamaian. Pemerintah Venezuela menyebut serangan tersebut sebagai bentuk agresi militer, dan menyerukan dialog untuk meredakan ketegangan. Kementerian Luar Negeri Kolombia dan Meksiko juga mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomatik.

Respons Arab Saudi dan Negara Teluk

Arab Saudi turut menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam pernyataannya, Riyadh menekankan pentingnya menahan diri dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

"Kerajaan Arab Saudi menyerukan semua pihak untuk menahan diri, meredakan ketegangan, dan mendukung tercapainya solusi politik yang menyeluruh," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Dikutip dari AFP, negara-negara Teluk lainnya juga menyerukan kembalinya diplomasi dan memperingatkan dampak serius dari konflik yang berlarut. Sejumlah negara penghasil minyak, termasuk Qatar yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak konflik terhadap keamanan dan stabilitas ekonomi mereka.

Respons Hamas

Kelompok Hamas juga mengecam keras tindakan militer AS. Dalam pernyataannya, Hamas menyebut serangan tersebut sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional yang membahayakan perdamaian global.

"Serangan brutal ini adalah eskalasi berbahaya dan mencerminkan kepatuhan buta terhadap agenda Israel. Ini merupakan pelanggaran terhadap norma dan konvensi internasional," ujar Hamas, yang memiliki hubungan dekat dengan Iran.

Mereka menegaskan komitmen untuk meminta pertanggungjawaban atas agresi ini, baik kepada AS maupun Israel.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update