Notification

×

Iklan

Pendapatan Driver Ojol Indonesia Terus Menurun

Kamis, 22 Mei 2025 | 14:04 WIB Last Updated 2025-05-22T07:04:00Z

Penghasilan ojol.


Jakarta, Rakyatterkini.com – Pendapatan pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan tanpa memperhitungkan periode pandemi, penurunan ini tetap terjadi secara konsisten.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan dipublikasikan lebih dari setahun lalu, yang dikutip pada Kamis (22/5), penghasilan rata-rata ojol pada periode 2018–2019 mencapai Rp 304.688 per hari. Namun, saat pandemi melanda, angka tersebut anjlok secara signifikan.

Meski sempat mengalami sedikit pemulihan, pendapatan para mitra pengemudi tak pernah kembali ke level semula. Pada tahun 2023, rata-rata penghasilan harian ojol hanya berada di angka Rp 174.805, atau hampir separuh dari penghasilan di masa awal kejayaan aplikasi transportasi daring di Indonesia.

Jumlah tersebut merupakan pendapatan kotor yang belum dikurangi biaya harian seperti makan dan bahan bakar, yang diperkirakan mencapai 31 persen. IDEAS juga mencatat bahwa angka tersebut belum memperhitungkan beban operasional lain, seperti pulsa dan perawatan kendaraan yang dikeluarkan secara mingguan atau bulanan.

Sementara itu, data lain dari survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa sebagian besar pengemudi ojol berpenghasilan lebih rendah lagi. Sebanyak 50,1 persen responden mengaku rata-rata hanya memperoleh Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per hari. Sebagai catatan, 44,1 persen di antaranya juga menyatakan bahwa biaya operasional harian mereka berada di kisaran yang sama.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 52,08 persen pengemudi jarang menerima insentif dari perusahaan aplikasi, sementara 37,40 persen lainnya mengaku tidak pernah mendapat bonus sama sekali. Selain itu, sekitar 75,79 persen menyatakan jarang menerima tip dari penumpang.

Penelitian ini dilakukan secara daring pada 13–20 September 2022 di wilayah Jabodetabek, melibatkan 2.655 pengguna dan 2.016 driver ojol. Hasil survei ini dipublikasikan melalui Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update