Notification

×

Iklan

Kasus Miras Oplosan, Ditjenpas Sumbar Alihkan Pejabat Lapas Bukittinggi

Selasa, 06 Mei 2025 | 17:45 WIB Last Updated 2025-05-06T10:45:00Z

Kepala Kanwil Ditjenpas Sumbar, Marselina Budiningsih


Bukittinggi, Rakyatterkini.com –Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sumatera Barat telah mengalihkan tugas pejabat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bukittinggi, setelah tiga warga binaan meninggal dunia akibat mengonsumsi miras oplosan.

"Hingga saat ini, Kanwil Ditjenpas Sumbar telah melakukan pengalihan tugas pejabat Lapas Bukittinggi dan memindahkan beberapa warga binaan untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Kepala Kanwil Ditjenpas Sumbar, Marselina Budiningsih, pada Senin (5/5/2025).

Marselina menjelaskan, kejadian di Lapas Bukittinggi bukanlah akibat kelalaian atau niat buruk dari pihak lapas. Minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh warga binaan tersebut, yang mengandung 70 persen alkohol, tidak berasal dari luar lapas, melainkan diambil dari ruangan yang digunakan untuk program pembinaan pembuatan parfum.

"Program pembuatan parfum ini adalah salah satu bentuk pembinaan yang diberikan Lapas Bukittinggi kepada warga binaan, dengan tujuan agar mereka memiliki keterampilan yang bermanfaat setelah keluar nanti," kata Marselina.

Menurutnya, alkohol tersebut seharusnya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan parfum, bukan untuk diminum, yang jelas sangat membahayakan kesehatan.

"Kami, seluruh jajaran Ditjenpas di Sumbar, mengucapkan bela sungkawa yang mendalam atas peristiwa ini dan mendoakan keluarga korban diberi ketabahan," tambahnya.

Marselina juga menegaskan, setelah warga binaan mengeluhkan dampak dari meminum alkohol tersebut, pihak Lapas langsung membawa mereka ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

"Peristiwa ini kami tangani dengan serius. Tim internal telah dibentuk untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut," jelasnya.

Ia menambahkan, Ditjenpas Sumbar telah menjalankan berbagai program pembinaan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Sumbar, baik yang berkaitan dengan keterampilan maupun pengembangan kepribadian.

"Dapat dilihat, kondisi Lapas dan Rumah Tahanan (Rutan) di Sumbar semakin produktif jika dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satu buktinya adalah partisipasi dalam IPPA Fest yang digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada April 2025," ujarnya.

Pada acara tersebut, seluruh produk hasil karya warga binaan perwakilan UPT Sumatera Barat terjual habis, seperti sandal hotel, sandal wanita, sandal kulit pria, bawang goreng, keripik sanjai, jilbab sulam kepala, dan berbagai kerajinan tangan lainnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa produk UMKM yang dihasilkan oleh warga binaan telah diakui oleh masyarakat. Selain itu, Kanwil Ditjenpas beserta 26 UPT juga memberikan bantuan sosial kepada keluarga warga binaan dan masyarakat yang kurang mampu di sekitar lapas," jelas Marselina.

UPT Pemasyarakatan terus berupaya melakukan perubahan signifikan dengan menyelenggarakan berbagai program pembinaan, mulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, hingga program berskala industri.

Program Akselerasi Menteri Imigrasi Khusus Pemasyarakatan juga mencakup pemberantasan peredaran narkoba dan pelaku penipuan dengan berbagai modus di lapas dan rutan, serta memberdayakan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan.

"Selain itu, kami berfokus pada penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM, serta menangani masalah overkapasitas dengan solusi komprehensif, seperti pembangunan lapas modern Super Maximum Security dan lembaga pendidikan berstandar internasional," ujar Marselina.

Meski demikian, Marselina mengakui bahwa pelaksanaan program-program ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti yang terjadi di Lapas Kelas IIA Bukittinggi.

"Menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk membimbing mereka yang pernah berbuat kesalahan di masa lalu menjadi pribadi yang lebih baik, produktif, dan memiliki keterampilan ketika kembali ke masyarakat," kata Marselina.

Ditjenpas Sumbar terus berkomitmen untuk mengubah citra lembaga pemasyarakatan, dari yang sebelumnya dianggap suram menjadi lembaga yang aktif dan produktif. "Dukungan langsung maupun tidak langsung dari masyarakat sangat penting dalam mendukung proses pembinaan ini," tutup Marselina.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update