Notification

×

Iklan

Jejak Peradaban Kuno di Gunung Kawi Terungkap

Selasa, 27 Mei 2025 | 11:04 WIB Last Updated 2025-05-27T04:04:00Z

Gunung Kawi kini penuh dengan Mitos soal Pesugihan


Jakarta, Rakyatterkini.com – Aktivitas peradaban manusia di kawasan Gunung Kawi ternyata telah berlangsung sejak zaman dahulu, jauh sebelum mitos pesugihan mulai berkembang. Di tempat ini, konon terdapat sebuah permukiman yang dihuni oleh para pendeta Hindu pada masa Kerajaan Kediri, tepatnya di abad ke-12.

Sejarawan asal Malang, Suwardono, menjelaskan bahwa di balik legenda pesugihan dan berbagai ritual yang terjadi di Gunung Kawi, sebenarnya terdapat banyak peninggalan sejarah yang tak kalah penting. Gunung setinggi 2.551 meter di atas permukaan laut ini bahkan disebutkan dalam naskah kuno Pararaton, yang mengungkapkan adanya pemukiman di wilayah tersebut.

“Menurut naskah kuno dari zaman Kediri, Gunung Kawi sudah dikenal luas, termasuk keberadaan permukiman di puncaknya,” ujar Suwardono.

Dalam Pararaton juga disebutkan bahwa di lereng timur Gunung Kawi telah berkembang sebuah peradaban, yang kemudian menjadi cikal bakal kota Malang saat ini. Sedangkan di lereng barat, peradaban kuno juga ditemukan di daerah Ngantang, dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Hantang yang berasal dari masa pemerintahan Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri.

“Di lereng barat Gunung Kawi, khususnya di Ngantang, ditemukan prasasti yang dikenal sebagai Prasasti Hantang. Selain itu, di kawasan Selobrojo yang sekarang masuk wilayah Ngantang, terdapat sejumlah pertapaan beraliran Buddha,” jelasnya.

Lebih jauh, Suwardono mengungkapkan bahwa di daerah Selobrojo, yang kini berada di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang, dulunya ada sebuah padepokan atau tempat tinggal para pemuka agama—mirip dengan pondok pesantren dalam tradisi Islam saat ini. Pemukiman para pendeta ini bahkan menjalar sampai wilayah Sirahkencong di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

“Wilayah barat Selobrojo meliputi Sirahkencong dan Pujon masih menyimpan sisa-sisa arkeologi, berupa pertapaan dan asrama kependetaan. Sementara di lereng timur, peninggalan serupa belum banyak ditemukan, mungkin masih tersembunyi di bawah tanah,” tambahnya.

Kehadiran permukiman pendeta di lereng barat Gunung Kawi sejalan dengan kepercayaan masyarakat Hindu-Buddha masa lampau, yang memandang gunung-gunung sebagai tempat suci untuk beribadah sekaligus pusat pendidikan agama.

“Di Jawa Timur, gunung-gunung yang dianggap suci antara lain Gunung Semeru, Gunung Penanggungan di Pandaan, Gunung Lamongan, Gunung Prau di Besuki, Gunung Kawi, dan Gunung Arjuna. Bahkan di Gunung Lawu dan Wilis, masih banyak peninggalan pertapaan yang ditemukan,” tutup Suwardono.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update