Notification

×

Iklan

Golden Dome, Perisai Rudal Hipersonik AS dari Orbit

Rabu, 21 Mei 2025 | 15:00 WIB Last Updated 2025-05-21T08:00:00Z

Pete Hegseth, menteri pertahanan AS, menjelaskan program Golden Dom


Jakarta, Rakyatterkini.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menarik perhatian dunia setelah mengumumkan peluncuran sistem pertahanan canggih bernama *Golden Dome*. Proyek ambisius ini dinilai sebagai upaya strategis AS dalam menghadapi ancaman militer modern sekaligus mencerminkan keinginan Trump untuk meninggalkan jejak besar dalam sejarah pertahanan luar angkasa.

Dalam pernyataannya, Trump menggambarkan *Golden Dome* sebagai sistem perisai yang mampu menangkal berbagai ancaman, mulai dari rudal balistik hingga rudal jelajah hipersonik. Lebih dari sekadar inovasi teknologi, sistem ini juga disebut sebagai kelanjutan dari dua tonggak penting dalam sejarah pertahanan AS: *Iron Dome* milik Israel dan program *Strategic Defense Initiative* (SDI) atau yang dikenal dengan sebutan “Star Wars” yang dicetuskan Presiden Ronald Reagan pada era 1980-an.

Meneruskan Visi Reagan

Pada tahun 1983, Presiden Ronald Reagan memperkenalkan konsep sistem pertahanan luar angkasa sebagai tameng terhadap potensi serangan nuklir dari Uni Soviet. Meskipun tidak sepenuhnya terealisasi, program tersebut menjadi simbol komitmen AS dalam mempertahankan keunggulan militer berbasis teknologi.

Empat dekade kemudian, Trump menyatakan dirinya bertekad menyelesaikan visi yang telah dirintis Reagan. Ia menyebut *Golden Dome* sebagai sistem pertahanan berbasis luar angkasa yang aktif, dengan tujuan akhir mengeliminasi ancaman rudal terhadap wilayah Amerika Serikat secara permanen.

Terinspirasi oleh Iron Dome

Trump juga menekankan bahwa *Golden Dome* mengambil inspirasi dari *Iron Dome*, sistem pertahanan rudal buatan Israel yang terbukti efektif dalam menghadapi serangan roket jarak pendek. Perlu diketahui, *Iron Dome* selama ini didukung pendanaannya oleh pemerintah AS.

Namun, berbeda dengan *Iron Dome* yang bersifat regional dan berbasis darat, *Golden Dome* dirancang untuk beroperasi secara global dari orbit luar angkasa.

“*Golden Dome* akan mampu mencegat rudal bahkan jika diluncurkan dari belahan dunia yang jauh, atau bahkan dari luar angkasa,” ujar Trump dalam pidatonya.

Ambisi Besar vs Realitas Anggaran

Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan bahwa pembangunan *Golden Dome* akan menelan biaya sekitar 542 miliar dolar AS (setara Rp8.894 triliun) selama 20 tahun. Namun, Trump optimistis sistem ini bisa rampung dalam waktu tiga tahun dengan anggaran jauh lebih kecil, yakni sekitar 175 miliar dolar AS.

Meski demikian, sejumlah kalangan mempertanyakan klaim tersebut karena belum adanya kepastian anggaran. Saat ini, Trump baru mengusulkan pendanaan awal sebesar 25 miliar dolar dalam rancangan anggaran federal, yang juga mencakup program pemotongan pajak yang kontroversial.

Dominasi Luar Angkasa dan Dinamika Global

Inisiatif *Golden Dome* mengirimkan pesan kuat bahwa Amerika Serikat bertekad untuk tidak hanya mempertahankan dominasi militernya di bumi, tetapi juga di luar angkasa. Langkah ini dianggap sebagai respons langsung terhadap perkembangan pesat teknologi senjata hipersonik dari China dan Rusia.

Namun demikian, sejumlah pengamat internasional mengingatkan bahwa langkah militerisasi luar angkasa berpotensi memicu perlombaan senjata baru, yang bisa mengancam stabilitas dan keamanan global di masa mendatang.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update