Notification

×

Iklan

Generasi Muda Dominasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan

Rabu, 28 Mei 2025 | 02:33 WIB Last Updated 2025-05-27T19:33:00Z

Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman dalam sambutan


Jakarta, Rakyatterkini.com – Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyampaikan bahwa prospek kewirausahaan generasi muda di Indonesia semakin cerah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya minat anak muda terhadap bisnis yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.

“Dari data yang kami miliki, sekitar 84 persen generasi muda menunjukkan ketertarikan pada sektor ekonomi kreatif. Sebanyak 58 persen di antaranya memulai usaha dengan tujuan memberi dampak positif pada lingkungan, dan 56 persen fokus mengembangkan produk fesyen yang ramah lingkungan,” ujar Maman dalam acara pembukaan program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan bahwa mayoritas pelaku ekonomi kreatif saat ini berasal dari kalangan Gen Z, yang berjumlah sekitar 79 juta jiwa, serta generasi milenial dengan populasi sekitar 69 juta. Anak-anak muda ini menciptakan berbagai inovasi seperti produk rendah karbon dan sistem pengelolaan limbah yang efisien, sebagai bagian dari pergeseran menuju ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Menurut Sistem Informasi Data Tunggal milik Kementerian UMKM, pada tahun 2024 tercatat sekitar 4,6 juta unit usaha berasal dari sektor ekonomi kreatif, dari total 13,4 juta UMKM yang terdaftar. Tiga subsektor dengan jumlah pelaku terbanyak adalah:

* Kuliner: 3,2 juta unit usaha
* Fashion: 720 ribu unit
* Kriya: 572 ribu unit

“Kinerja ekspor dari sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan perkembangan positif, dengan nilai yang diperkirakan mencapai antara Rp396 triliun hingga Rp400 triliun pada tahun 2024. Sektor ini turut menyerap sekitar 12,5 juta tenaga kerja,” ungkapnya.

Namun demikian, Maman menyoroti masih banyaknya UMKM yang berada pada tahap usaha bertahan hidup (subsisten), belum mampu menembus skala ekonomi, minim pemanfaatan teknologi, dan rentan terhadap gangguan digital serta dinamika pasar.

Ia juga mengungkapkan bahwa perlindungan kekayaan intelektual (IP) masih belum menjadi perhatian utama para pelaku UMKM, padahal aspek ini berpotensi menjadi aset strategis dalam memperkuat daya saing sektor kreatif.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Kementerian UMKM berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui program ASIK. Program ini dirancang untuk mengintegrasikan pembiayaan, pelatihan, penguatan pasar domestik, hingga fasilitasi ekspor dengan dukungan dari Kementerian Perdagangan.

“Kami berharap sinergi antar-kementerian ini dapat memperkokoh ekosistem UMKM serta meningkatkan keberpihakan kita terhadap pelaku ekonomi kreatif dalam negeri,” kata Maman.

Ia meyakini bahwa Indonesia tak hanya memiliki potensi sebagai pasar produk global, tetapi juga mampu tampil sebagai pemain utama melalui kekuatan inovasi dan kreativitas lokal.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update