Simpang Empat, Rakyatterkini.com – Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, April hingga Mei 2025, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 29 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data ini diperoleh dari Dinas Kesehatan setempat.
Imter Pedri, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat, mengungkapkan bahwa saat ini hanya dua pasien yang masih dirawat, sedangkan 27 pasien lainnya sudah dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan di puskesmas.
“Kasus pertama muncul di Jambak Jalur IV, wilayah kerja Puskesmas Ophir di Kecamatan Luhak Nan Duo, pada tanggal 10 April 2025. Kami segera melakukan penyelidikan epidemiologi setelah menerima laporan dari Rumah Sakit Ibnu Sina,” ujar Imter Pedri saat ditemui di Simpang Empat, Selasa lalu.
Di Jambak Jalur IV sendiri, awalnya ditemukan tiga kasus. Setelah dilakukan penyelidikan di radius 200 meter dari rumah pasien, petugas menemukan tempat berkembang biak nyamuk di tujuh rumah dan menemukan tambahan dua kasus DBD.
Sementara itu, di Jorong Koto Sawah, Kecamatan Lembah Melintang, seorang pasien dengan riwayat penyakit gula darah dan hipertensi meninggal dunia di RSUD Pasaman Barat pada 4 Mei. Usai penyelidikan, teridentifikasi delapan kasus tambahan, terdiri dari enam kasus DBD dan dua kasus Demam Dengue (DD).
Di Sidomulyo, Kecamatan Ranah Batahan, kasus pertama terdeteksi pada 8 Mei 2025 dengan hasil Rapid Diagnostic Test (RDT) positif DBD. Penyidikan lebih lanjut menunjukkan adanya 16 kasus tambahan, yang terdiri dari enam kasus DBD dan sepuluh kasus DD.
Sebagai upaya penanggulangan, Dinas Kesehatan bersama puskesmas di wilayah terdampak telah melaksanakan berbagai langkah pencegahan, antara lain:
* Gotong royong membersihkan lingkungan dengan menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang bekas.
* Penggunaan larvasida, ikan pemakan jentik nyamuk, kelambu, serta tanaman pengusir nyamuk.
* Melakukan pemeriksaan RDT bagi warga yang mengalami gejala demam.
* Penyuluhan dan koordinasi lintas sektor serta fogging di area yang mengalami peningkatan kasus.
“Langkah-langkah tersebut dilakukan agar rantai penularan DBD dapat diputus dan mencegah terjadinya lonjakan kasus,” pungkas Imter Pedri.(da*)