Padang, Rakyatterkini.com– Badan Mutu KKP Sumatera Barat berkomitmen untuk memperkuat strategi ekspor tuna dari Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kota Padang, ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Hal ini sejalan dengan tantangan yang muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menaikkan tarif impor sebesar 32 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Mutu KKP Sumatera Barat, Rini Sardi, menjelaskan bahwa hingga pertengahan April 2025, dampak nyata terhadap volume ekspor tuna ke Amerika Serikat belum terlihat secara signifikan. Meski begitu, para pelaku usaha dan instansi terkait sudah mulai menyusun rencana kontingensi untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
“Saat ini, kami belum melihat penurunan ekspor tuna yang berarti ke Amerika, karena pengiriman terakhir terjadi sebelum kebijakan tarif baru diberlakukan. Namun, kami memprediksi akan ada dampak jangka panjang berupa kenaikan harga jual dan kemungkinan pergeseran pasar ekspor,” ujar Rini dalam wawancaranya dengan RadarSumbar.com, Senin (22/4/2025).
Penyesuaian Strategi oleh Unit Pengolahan Ikan
Rini juga mengungkapkan bahwa Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang rutin memasok produk tuna ke pasar Amerika, seperti PT Dempo Andalas Samudera, kini tengah mengevaluasi dan menyusun strategi baru. Pengiriman terakhir tuna beku dari Padang ke Amerika Serikat dilakukan pada 27 Maret 2025, dan diperkirakan produk tersebut akan sampai di pelabuhan tujuan pada akhir April atau awal Mei mendatang.
“Biasanya, ekspor tuna ke Amerika mencapai sekitar 20 ton per pengiriman, dilakukan setiap tiga bulan. Permintaan dari buyer Amerika cenderung stabil,” tambahnya.
Diversifikasi Pasar sebagai Solusi
Dalam menghadapi situasi ini, para eksportir tidak tinggal diam. PT Dempo Andalas Samudera, misalnya, sedang memperbarui nomor registrasi untuk kembali mengekspor ke Tiongkok setelah sempat terhenti akibat pandemi. Perusahaan ini berencana untuk memperluas pasar guna mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat jika terjadi penurunan signifikan dalam perdagangan.
“PT Dempo sebelumnya sudah mengekspor ke Tiongkok, namun sempat terhenti karena protokol impor yang ketat selama pandemi. Saat ini, mereka sedang mengaktifkan kembali izin ekspor ke negara tersebut,” jelas Rini.
Tak hanya PT Dempo Andalas Samudera, PT Lintas Laut Samudera (LLS) yang selama ini lebih fokus pada ekspor ke Jepang, kini juga mulai menjajaki peluang pasar baru di Tiongkok.
“LLS masih mendominasi pengiriman ke Jepang, tetapi mereka kini tengah mempersiapkan ekspansi ke Tiongkok dengan mengurus registrasi di Badan Mutu. Ini tampaknya menjadi tren umum bagi eksportir di Sumatera Barat,” tambahnya.
Mengantisipasi Dampak Perang Dagang
Rini menegaskan, meskipun pasar Jepang tidak langsung terpengaruh oleh ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, para eksportir tetap memandang pentingnya diversifikasi pasar.
“Ketika situasi perdagangan dengan Amerika dan Tiongkok tidak kondusif, eksportir telah mempersiapkan berbagai langkah strategis agar jalur distribusi mereka tetap terjaga,” jelasnya.
Badan Mutu KKP Sumatera Barat terus memantau situasi dan memberikan pendampingan kepada eksportir lokal, memastikan bahwa produk perikanan dari daerah ini tetap dapat bersaing di pasar internasional meskipun menghadapi tantangan geopolitik.
“Kami mendorong para eksportir untuk meningkatkan kualitas produk dan mematuhi standar internasional agar tetap kompetitif di tengah situasi yang menantang ini. Kami juga mendukung penerapan berbagai standar melalui sembilan sertifikasi yang menjadi tanggung jawab Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP),” tambahnya.
Kesembilan sertifikasi tersebut meliputi SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points), SPDI (Sertifikat Penerapan Distribusi Ikan), CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik), CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik), CPIB di atas kapal (Cara Penanganan Ikan yang Baik di atas kapal), CPPIB (Cara Pembuatan Pakan yang Baik), CPOIB (Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik), dan CDOIB (Cara Distribusi Obat Ikan yang Baik).
Potensi Dampak Jangka Panjang
Selain itu, Badan Mutu KKP Sumatera Barat mendorong para pelaku usaha untuk terus berinovasi dalam pengolahan produk tuna guna memenuhi permintaan pasar yang lebih beragam.
“Diversifikasi produk juga penting, tidak hanya diversifikasi pasar. Dengan menghasilkan varian produk yang lebih beragam, eksportir dapat menjangkau segmen pasar yang berbeda,” ungkapnya.
Rini menambahkan, “Kami akan terus memberikan pendampingan teknis dan administratif kepada eksportir lokal, agar mereka dapat menghadapi tantangan perdagangan internasional yang semakin kompleks, melalui penjaminan mutu hasil perikanan oleh BPPMHKP sebagai otoritas yang kompeten.”
(da*)