Notification

×

Iklan

Ilmuwan Temukan Jejak Lempeng Tektonik Raksasa yang Hilang

Rabu, 12 Maret 2025 | 16:00 WIB Last Updated 2025-03-12T09:00:00Z

Peneliti menelusuri sisa-sisa Pontus di Jepang, Kalimantan, Filipina, dan Selandia Baru dan menemukan lempeng tektonik raksasa yang hilang 20 juta tahun lalu. 


Jakarta, Rakyatterkini.com - Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi sisa-sisa lempeng tektonik raksasa yang pernah menutupi seperempat Samudra Pasifik sebelum lenyap secara misterius sekitar 20 juta tahun lalu.


Permukaan Bumi terus mengalami perubahan akibat pergerakan lempeng tektonik yang terjadi secara perlahan namun memiliki dampak besar. Beberapa lempeng mampu bertahan hingga ratusan juta tahun, sementara yang lain akhirnya tenggelam ke dalam mantel dalam proses yang disebut subduksi.


Tim peneliti kini mengonfirmasi keberadaan lempeng kuno yang telah lama hilang, bernama Pontus. Lempeng ini dulu mencakup sebagian besar Samudra Pasifik sebelum akhirnya tenggelam ke dalam Bumi.


Mengungkap Bagian Hilang dari Sejarah Tektonik Bumi

Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai evolusi permukaan Bumi dari masa ke masa. Pontus merupakan bagian dari wilayah tempat dua sistem tektonik utama, Tethyan dan Panthalassa, saling berinteraksi, membentuk lingkungan dinamis yang dipenuhi pergerakan lempeng dan zona subduksi.


Meski keberadaan Pontus telah lama dicurigai oleh para geolog, bukti nyata baru ditemukan melalui penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr. Suzanna Van de Lagemaat dari Utrecht University. Dengan menggunakan kombinasi pencitraan seismik, pemodelan komputer, dan penelitian lapangan, mereka akhirnya memastikan bahwa Pontus pernah menjadi bagian dari sistem tektonik di kawasan Pasifik.


Jejak Pontus yang Tertinggal di Batu Kuno

Dikutip dari The Daily Galaxy, sisa-sisa Pontus berhasil ditelusuri melalui penelitian batuan di Jepang, Kalimantan, Filipina, dan Selandia Baru. Wilayah-wilayah ini menyimpan petunjuk geologis yang menunjukkan adanya fragmen kerak samudra purba.


Terobosan penting terjadi di Kalimantan bagian utara, di mana ilmuwan menemukan tanda-tanda magnetik dalam bebatuan yang menunjukkan keberadaan lempeng yang telah lama hilang. Penemuan ini menunjukkan bahwa Pontus berasal dari lokasi yang lebih jauh ke utara dibandingkan perkiraan sebelumnya.


Bukti lain juga ditemukan di Palawan dan Laut China Selatan, yang mengindikasikan bahwa Pontus pernah menjadi bagian dari jaringan lempeng tektonik besar yang membentang di kawasan Pasifik.


Ke Mana Perginya Pontus?

Seperti banyak lempeng tektonik kuno lainnya, Pontus akhirnya mengalami subduksi, tenggelam ke dalam kerak Bumi setelah bertabrakan dengan lempeng lain. Para ilmuwan memperkirakan bahwa Pontus bertahan selama sekitar 160 juta tahun sebelum akhirnya lenyap 20 juta tahun lalu.


Temuan ini menunjukkan bahwa Pontus berperan penting dalam pembentukan kawasan Pasifik Barat dan menjadi bagian dari sistem subduksi besar yang memengaruhi evolusi geologi Bumi.


Dengan merekonstruksi sejarah lempeng yang telah hilang ini, para ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam bagaimana kekuatan tektonik telah membentuk permukaan planet selama jutaan tahun.


Langkah Maju dalam Penelitian Lempeng Tektonik

Konfirmasi keberadaan Pontus menjadi mata rantai yang hilang dalam sejarah geologi, memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana zona subduksi menggerakkan pergerakan kerak Bumi.


Subduksi memiliki peran krusial dalam proses konveksi mantel, yang berpengaruh terhadap perpindahan panas di dalam Bumi. Memahami jejak lempeng yang hilang ini juga dapat membantu ilmuwan dalam memprediksi potensi aktivitas seismik dan letusan gunung berapi di masa depan.


Dalam penelitian ini, pencitraan seismik memainkan peran kunci dalam mendeteksi fragmen lempeng yang telah tersubduksi jauh di dalam mantel. Dengan menganalisis pergerakan gelombang gempa melalui berbagai lapisan Bumi, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi sisa-sisa Pontus yang terkubur di kedalaman mantel.


Penemuan ini menjadi langkah maju dalam memahami dinamika tektonik Bumi serta dampaknya terhadap perubahan geologi global.(da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update