Notification

×

Iklan

Gempa M5,2 Guncang Sabang, Tidak Berpotensi Tsunami

Sabtu, 08 Maret 2025 | 03:30 WIB Last Updated 2025-03-07T20:30:00Z

ilustrasi


Jakarta , Rakyatterkini.com– Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, angkat bicara terkait video dirinya yang viral saat menangis menyaksikan pohon-pohon di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, ditebang habis. Ia mengaku merasa sedih melihat gunung yang seharusnya dijaga justru dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.


"Bagi masyarakat Sunda dan Jawa, gunung memiliki makna yang sakral dan harus dihormati," ujar Dedi saat berada di Kantor Pemkot Bekasi, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025).


Dedi menegaskan bahwa gunung merupakan sumber kehidupan. Ia juga menghubungkan makna gunung dengan tradisi masyarakat Sunda dan Jawa, yaitu tumpengan.


Menurutnya, nasi tumpeng yang disajikan dengan berbagai lauk menggambarkan kehidupan yang beragam dan saling melengkapi.


"Lambang budaya Sunda dan Jawa itu sama, salah satunya adalah tumpeng. Bentuknya mengerucut ke atas sebagai simbol ketunggalan, sementara bagian bawahnya berisi berbagai makanan yang melambangkan sumber kehidupan," jelasnya.


Sebagai seseorang yang menghormati gunung, Dedi mengaku kecewa melihat perusakan hutan hanya demi kepentingan pribadi yang merugikan banyak orang.


"Ketika gunung dihancurkan seenaknya demi keuntungan komersial, hanya untuk kesenangan dan uang, saya tidak bisa menahan tangis. Sebagai orang Sunda, saya merasa harga diri saya terinjak-injak," ungkapnya.


Sebelumnya, Dedi Mulyadi menangis saat melihat lahan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, beralih fungsi pada Kamis (6/3/2025). Kejadian ini terjadi setelah dilakukan penyegelan terhadap salah satu bangunan objek wisata di kawasan tersebut.


Diketahui, empat bangunan di kawasan Puncak disegel karena diduga menjadi penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya.


Saat penyegelan, Dedi yang mengenakan pakaian serba putih dan ikat kepala didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, serta pejabat lainnya.


Setelah penyegelan selesai, Dedi memasuki area wisata yang masih dalam tahap pembangunan dan mempertanyakan apakah izin bangunan tersebut bisa dicabut.


"Kami akan melakukan kajian lebih lanjut, apakah sesuai dengan aturan tata ruang atau tidak," ujar Dirjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup, Rasio Ridho Sani.


Dedi kemudian melihat pepohonan yang telah ditebang di area pegunungan. Dengan tangan bersandar di pagar dan kepala tertunduk, ia tidak kuasa menahan air mata.(da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update