![]() |
ilustrasi |
Jakarta, Rakyatterkini.com – Sekitar satu dekade lalu, industri ojek online (ojol) di Indonesia sangat ramai dengan kehadiran berbagai layanan, baik dari perusahaan lokal maupun internasional. Namun, persaingan ketat membuat banyak dari mereka harus menutup operasinya.
Salah satu contoh adalah Uber, yang merupakan perusahaan transportasi global. Uber mulai beroperasi di Indonesia pada 2014, tetapi akhirnya hengkang pada April 2018 setelah menghadapi persaingan yang sengit.
Berikut adalah beberapa layanan transportasi online yang kini sudah tidak terdengar lagi keberadaannya:
-
Call Jack
Call Jack merupakan aplikasi ride hailing asal Yogyakarta dengan layanan yang mirip Gojek dan Grab, yakni Calljack dan O’Jack. Namun, seiring berjalannya waktu, layanan ini menghilang dari pasar. -
Ojekkoe
Ojekkoe sempat memiliki sekitar 500 mitra pengemudi sebelum akhirnya tidak lagi beroperasi. Menariknya, layanan ini merupakan proyek tugas akhir sang pendiri, Katon Muchtar, dengan skema biaya operasional yang hanya Rp 2.500 per hari bagi para penggunanya. -
TopJek
Saat diluncurkan, TopJek menawarkan tarif rendah tanpa promosi serta fitur chat room, yang pada saat itu belum tersedia di aplikasi kompetitor. Mereka juga menerapkan seleksi ketat bagi pengemudi dengan batas maksimal 10.000 driver. Sayangnya, layanan ini tidak mampu bertahan lama. -
Uber
Uber akhirnya menghentikan operasinya di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara pada 2018. Seluruh bisnisnya di kawasan ini diakuisisi oleh Grab, menyebabkan banyak mitra pengemudi Uber beralih ke Grab maupun Gojek. -
LadyJek
LadyJek pernah menjadi layanan ojek online khusus bagi wanita dengan pengemudi perempuan. Dengan sekitar 3.300 mitra pengemudi, layanan ini sempat berkembang pesat. Namun, karena keterbatasan modal, mereka tidak mampu melanjutkan operasionalnya. -
Blujek
Blujek merupakan pesaing utama Gojek dan Grab saat itu. Berbeda dari kedua kompetitornya yang mengusung warna hijau, Blujek tampil dengan ciri khas warna biru dan memiliki jumlah armada yang cukup besar. Namun, pada akhirnya, mereka juga harus menutup layanan. -
OjekArgo
OjekArgo berhenti beroperasi sejak 2017. Berbeda dari layanan sejenis, OjekArgo memungkinkan pelanggan menggunakan jasanya tanpa harus mendaftarkan akun terlebih dahulu.
Persaingan ketat di industri transportasi online membuat hanya segelintir perusahaan yang mampu bertahan hingga kini.(da*)