![]() |
Salah satu kucing emas yang dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser, Langkat, Sumatera Utara. |
Jakarta, Rakyatterkini.com– Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, melepasliarkan sepasang kucing emas Sumatera di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Langkat, Sumatera Utara. Kucing emas merupakan salah satu spesies kucing liar yang keberadaannya di alam sangat jarang ditemukan.
Kucing emas yang dilepasliarkan ini berasal dari hasil penangkaran PT Alam Jaya Nusantara. Kedua kucing tersebut lahir pada 23 Juli 2021 dan termasuk dalam generasi Fenotipe 2. Sebagai informasi, kucing emas (Catopuma temminckii) merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan P.106/2018, dengan habitat yang tersebar dari Sumatera hingga Semenanjung Malaysia.
"Semoga kucing emas ini dapat bertahan hidup dengan baik di habitat alaminya," ujar Raja Juli saat pelepasliaran yang berlangsung pada Selasa (25/2/2025).
Dalam kegiatan ini, Menteri Kehutanan didampingi oleh Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan (Gakum) Kemenhut Dwi Januarto Nugroho serta Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Kemenhut Nunu Anugrah. Turut hadir pula Komisaris Faunalad, Dokter Irene, serta pemilik Fauna Indonesia, Danny Gunalen.
Pada kesempatan yang sama, Raja Juli Antoni juga melakukan peninjauan di area restorasi Cinta Raja III. Area ini dulunya merupakan lahan perkebunan kelapa sawit yang kini telah ditanami kembali sebagai bagian dari upaya restorasi lingkungan.
"Upaya konservasi yang dilakukan oleh rekan-rekan di PT Alam Jaya Nusantara adalah bentuk komitmen yang sangat berharga. Tidak semua orang bersedia menyisihkan sumber daya mereka untuk konservasi. Kita berharap semakin banyak pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa setelah tujuh tahun program penanaman kembali dilakukan, hasil restorasi mulai terlihat nyata. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak dalam menghijaukan kembali hutan di Indonesia.
"Lahan sawit yang dulunya dibabat kini telah ditanam kembali, dan dalam tujuh tahun, kita bisa melihat perubahan signifikan. Apa yang dilakukan oleh PT Alam Jaya Nusantara dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari merupakan contoh baik bahwa kolaborasi dan kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya konservasi," tambahnya.
Sebagai informasi, di area restorasi Cinta Raja ini telah terpantau keberadaan empat individu orang utan serta delapan harimau. Selain itu, kawasan ini juga dimanfaatkan untuk penelitian tingkat universitas.(da*)