Bruno Gomes, Striker asal Brasil Bakal Berkostum SPFC? |
Padang, Rakyatterkini.com—Rekrutmen baru putaran kedua Liga 1 bagi Semen Padang (SPFC) adalah keharusan. Tanpa revolusi materi, tim berjuluk Kabau Sirah akan kembali ke Liga 2 musim depan.
Namun wacana untuk menghadirkan dua pemain dari negeri asal
sang pelatih Eduardo Almeida adalah kabar gembira sekaligus meragukan. Aspek
kuantitas dan menggantian pemain terpenuhi. Tetapi bagaimana dengan kualitas
kedua pemain tersebut?
Tentang Filipe Chaby sudah saya bahas sebelumnya. Intinya,
pemain lapis ketiga sepakbola Portugal itu, diragukan untuk bisa membawa
perubahan pada Semen Padang. Mungkin
soal usia, 31, masih dalam kategori
produktif, apalagi untuk sekelas pemain Eropa. Tetapi bagaimana dengan trend
record sang pemain?
Hanya ada catu catatan plus buat Chaby dalam karir
sepakbolanya. Ia tergabung dalam tim pelapis kelas tiga Timnas Portugal. Lalu,
Chaby tak pernah ada dalam catatan promoisi ke lapis kedua apalagi lapis utama
Timnas Portugal.
Selain itu, yang bersangkutan hanya pernah mengenyam
kompetisi lokal Portugal selama karirnya. Tak masalah sebenarnya, kalau ia
berkompetisi di liga satu atau minimal liga 2 Portugal.
Dari catatan karir Chaby, dari sisi mana kita bisa menilai
dan merekomendasikan untuk bisa menjadi darah segar yang akan menggendong Kabau
Sirah dari ancaman lembah berlumpur Liga 1 Indonesia?
Berikut ada nama Marco Baixinho. Pemain bertahan yang
direkomendasikan Eduardo berikutnya untuk mengisi lini pertahanan Semen Padang.
Marco saat ini masih terikat kontrak sampai Juni 2025 dengan
salah satu klub Liga 3 Portugal. Artinya manjemen Semen Padang harus membayar
konpensasi kontraknya yang tersisa.
Jika si pemain adalah bintang Portugal berstatus pemain Timnas, minimal eks
Timnas, mungkin hal ini wajar dilakukan. Apalgi usia Marco sudah 35 tahun.
Sekali lagi soal usia bukan masalah, asal si pemain mampu menjaga peforma
fisiknya sepanjang karirnya.
Dari data yang ada tentang Marco, juga tak banyak yang bisa
dijadikan kredit poin untuk menghadirkan si pemain di Indrung. Dari sisi
pengalaman sepakbolanya boleh jadi karena usia yang sudah tergolong tua. Ia
juga bukan pemain yang ada dalam radar kelas dua Eropa apalagi kelas 1 Eropa.
Tak jauh beda dengan Chaby.
Pemain kelahiran Arruda dos Vinhos, Portugal, 11 Juli 1989
ini punya tubu ideal untuk pemain bertahan (186), Cuma kalau mengacu kepada
market valuenya, ia berharga 50 ribu euro, atau setara dengan Rp833 juta. Sebuah harga yang tak terlalu
mahal.
Tapi ingat, ketika market value menulis data harga sebesar
itu, menunjukan bahwa si pemain tak punya kualitas menonjol. Karena harga
biasanya menunjukan kualitas.
Satu lagi bidikan Eduardo adalah Bruno Gomes penyerang asal
Brasil berusia 29 tahun. Meski tak
banyak data tentang Bruno, namun ia pernah tercatat sebagai pemain Liga 1
Albania KF Vilaznia.
Pemain kelahiran Sao Paulo, 19 Juli 1996, memiliki tinggi
182 dan mengawali karir profesionalnya di klub Jumior International Brasil.
Tahun 2015-2016 dipinjamkan ke klub Seri A Italia, Genoa. Sayangnya selama
berkostum Genoa, ia tak pernah diturunkan.
Namun paling tidak, sejarah karirnya lumayn bisa meyakinkan,
dibanding duo portugal yang dibawa Uduardo. (Rra)