Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono, melantik 273 Siswa Diktukba Polri. |
Padang, Rakyatterkini.com — Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono, melantik 273 Siswa Diktukba Polri gelombang II T.A 2024 menjadi Bintara Polri.
Pelantikan sekaligus penutupan pendidikan Bintara Polri
gelombang II T.A 2024 tersebut, berlangsung di lapangan SPN Polda Sumbar Padang
Besi, Rabu (18/12/2024).
Pelantikan ditandai dengan penyematan tanda pangkat,
pengalungan medali dan penyerahan piagam penghargaan.
Kapolda Sumbar membacakan amanat dari Kalemdiklat Polri
mengatakan bahwa upacara hari ini merupakan pertanda telah berakhirnya seluruh
rangkaian program pendidikan pembentukan bintara dan tamtama Polri gelombang II
tahun 2024 di Sepolwan, Pusdik Brimob dan Pusdik Polair Lemdiklat Polri serta
SPN Polda yang telah berlangsung selama 5 (lima) bulan.
“Saya mengucapkan selamat karena saudara telah berhasil
mengikuti pendidikan di Lemdiklat Polri, saya berharap saudara menjadi
orang-orang yang tercerahkan, kita semua sadar bahwa menjadi polisi adalah
suatu panggilan atau jalan hidup, dimana saudara di dalam pekerjaannya baik
pikiran, perkataan dan perbuatannya menunjukkan sebagai penjaga kehidupan,
pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan,”ucapnya.
“Saya percaya saudara adalah orang-orang yang berbakti bagi
nusa dan bangsa, jaga nama baik lembaga pendidikan di mana saudara dididik dan
dilatih serta institusi polri yang kita cintai bersama,” lanjutnya.
Kalemdiklat berharap tetap mengingat bahwa keutamaan bagi
Polisi di dalam kepolisiannya adalah bagi kemanusiaan, keteraturan sosial, dan
peradaban, sehingga kita semua bisa menjadi penjaga kehidupan, pembangun
peradaban, dan pejuang kemanusiaan.
Bahwa polisi sebagai penjaga kehidupan ditunjukkan bagaimana
Polisi ini profesional, cerdas, bermoral dan modern yang mampu mendukung,
melindungi dan melayani bagi para warga masyarakat yang produktif atau untuk
menghasilkan produksi, karena masyarakat untuk dapat bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang perlu adanya produktivitas.
Konteks inilah tentu polisi tidak melakukan hal- hal yang
kontra produktif, tidak melakukan pemerasan, tidak terima suap atau
bermain-main atau menjadi backing hal-hal ilegal.
“Polisi sebagai pembangun peradaban karena Polisi adalah
penegak hukum dan keadilan, dan polisi menegakkan hukum ini adalah untuk
menyelesaikan konflik secara beradab, yang kedua adalah untuk mencegah agar
jangan terjadi konflik yang lebih luas, yang ketiga adalah untuk memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada korban dan para pencari keadilan,
yang keempat adalah untuk membangun budaya tertib, yang kelima supaya ada
kepastian dan keenam ini bagian dari edukasi,” sebut Kapolda.
Ia melanjutkan Polisi sebagai pejuang kemanusiaan, Polisi di
dalam pemolisiannya adalah untuk mengangkat harkat dan martabat manusia bagi
semakin manusiawinya manusia.
Para petugas polisi di dalam pemolisiannya adalah untuk
memberikan pelayanan kepada publik, baik itu pelayanan keamanan, pelayanan
keselamatan, pelayanan hukum, pelayanan administrasi, pelayanan informasi dan
pelayanan kemanusiaan yang semua ini tentu bisa dipertanggungjawabkan secara
moral, hukum, administrasi, fungsional dan secara sosial, terutama bagi para
peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikannya.
“Saudara harus mengingat dengan baik bahwa polisi adalah
jalan hidup dan ini panggilan hidup, jiwa Polisi adalah penolong, jiwa polisi
adalah bagaimana memberikan yang terbaik dan kita semua adalah para petugas
yang menjaga sistem nasional agar bangsa ini tetap berdaulat, berdaya tahan dan
mampu berdaya saing,” ujarnya.
Kalemdiklat Polri mengingatkan keutamaan dalam lembaga
pendidikan ini yakni Moralitas, mampu mengendalikan diri dimana saja, harus
tahu dan ingat terus tumbuh kembangkan inovasi kreativitas saudara bagi kemanusiaan,
dan terus belajar. (*)