Sosialisasi penanggulangi radikalisme dan intoleransi di kampus STAI-PIQ. |
Padang, Rakyatterkini.com— Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme, radikalisme serta Intoleransi, Polda Sumbar melalui Bidang Hubungan Masyarakat (Bidhumas) mengadakan sosialisasi kepada Mahasiswa - mahasiswi di Sekolah Tinggi Agama Islam dan Pengembangan Alquran (STAI-PIQ), Selasa (05 /11/2024).
“Kita menggelar kegiatan ini untuk mencegah ataupun memproteksi paham radikal maupun intoleran di Sumbar, dengan menghadirkan narasumber yang merupakan mantan dari paham radikal tersebut,” kata Dwi.
Ini sebagai bentuk upaya Polri dalam mencegah paham radikalisme di tengah masyarakat, dengan mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan terorisme, radikalisme dan intoleransi.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, kegiatan ini sengaja diadakan untuk mencegah adanya paparan radikalisme di tubuh pendidikan baik sii tingkat pelajar maupun pelajar.
Kegiatan ini direspon positif oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswan dan Kerjasama STAI-PIQ Sumbar, Wilrahmi Izati. Beliau menekankan pentingnya acara tersebut bagi pelajar dan mahasiswi agar mereka terhindar dari ideologi radikal dan intoleransi.
Dia berkomitmen seluruh mahasiwa dan dosen untuk mencegah adanya paham radikalisme dan intoleransi di kampus tersebut.
“Kita menyambut baik orang-orang yang datang ke kampus untuk silaturahmi, maupun kegiatan-kegiatan dan pelatihan seperti ini,” ujarnya.
Kegiatan Sosialisasi ini menghadirkan Ustadz Defrizal, seorang mantan paparan radikal, sebagai narasumber. Defrizal berbagi pengalamannya dan memberi nasehat kepada mahasiswa agar tidak terjerumus ke dalam gerakan radikal.
“Kita sudah jelaskan bagaimana agama yang betul, ajaran yang benar dari Alquran dan Sunnah yang shohih itu saja yang kita ikuti. Rata-rata orang terjerumus ke radikal itu tidak puas dengan hukum negara.,” ucap Defrizal.
Defrizal juga mengimbau mahasiswa untuk selalu kritis terhadap propaganda ekstrem dan memperkuat pemahaman metodologi keagamaan yang benar.
“Karakter warga Sumbar, apabila tidak cocok dengan pemahamannya, dia pasti akan lawan. Potensi paham radikalisme itu ada di Sumbar, salah satunya saya, yang tergaet gara gara itu dulu,” tutupnya.
Sosialisasi pencegahan radikalisme dan intoleransi adalah bagian dari upaya bersama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk institusi pendidikan. (*)