Plt Gubernur resmikan Patung Bung Hatta di SMPN 1 Padang. |
Audy menekankan pentingnya karya-karya
monumental tersebut sebagai pengingat akan nilai perjuangan, yang harus
dilanjutkan melalui pembangunan pendidikan dan sumber daya manusia (SDM).
"Perjuangan saat ini bukan soal
bertempur di medan perang, melainkan soal menghadapi tantangan dalam
mengembangkan kualitas pendidikan dan memajukan bangsa. Kita tahu, Bung Hatta
adalah sosok Proklamator yang sangat berjasa bagi bangsa ini, dan pernah
bersekolah di SMPN 1 Padang. Hari ini, kita meresmikan patungnya sebagai bentuk
penghormatan kepada beliau,” ujar Audy.
Karya seni tersebut, lanjut Audy, merupakan
hasil karya Yusman, seorang Maestro Pematung Indonesia asal Kabupaten Pasaman,
yang sudah menghasilkan karya-karya luar biasa dan terpajang sejak Aceh hingga
Papua, bahkan sampai ke Meksiko dan Eropa.
Audy juga mengingatkan, bahwa selain
sebagai negarawan dan pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai
pemikir yang percaya bahwa pendidikan adalah pondasi penting untuk mencapai
cita-cita bangsa yang merdeka, berdaulat, dan berkeadilan.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Wali Kota
Padang, Andree Algamar, juga menyampaikan bahwa hari ini adalah momen istimewa
bagi SMPN 1 Padang. Ia pun mengingatkan bahwa kehadiran patung dan relief Bung
Hatta di sekolah tersebut bukan hanya pajangan, tapi simbol penghormatan dan
pengingat bagi generasi muda untuk meneladani semangat juang beliau.
"Terutama sekali arti dari nilai-nilai
kejujuran, disiplin, dan semangat belajar Bung Hatta kita harap akan terus
tumbuh di hati anak-anak kita,” ungkap Andree.
Selain peresmian patung Bung Hatta, Plt
Gubernur Audy juga meresmikan Monumen Garuda Pramuka sebagai simbol kebanggaan
pada Gerakan Pramuka. Andree menambahkan, bahwa Gerakan Pramuka dengan Dasa
Dharma-nya berupaya membentuk generasi yang tak hanya cerdas secara akademis,
tetapi juga memiliki karakter kuat, cinta tanah air, dan siap menjadi pemimpin
bangsa di masa depan.
"Monumen Garuda Pramuka ini diharapkan
menjadi simbol persatuan dan cinta tanah air yang abadi," ucap Andree
lagi.
Andree turut berterima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerja keras mewujudkan karya ini, termasuk para seniman dan
pendukung lain yang bersemangat gotong royong. “Semoga monumen ini menambah
semangat kita untuk terus menjaga nilai-nilai perjuangan, kebangsaan, dan
kepramukaan, khususnya dalam dunia pendidikan.”
Yusman, pematung asal Pasaman yang
menciptakan patung dan relief ini, mengungkapkan bahwa meski sudah hampir 40
tahun menetap di Yogyakarta sejak 1985, ia tetap membawa semangat Sumatera
Barat dalam setiap karyanya, yang kini telah tersebar hingga Eropa, Meksiko,
Amerika, Inggris, dan Prancis.
“Bagi saya, membuat patung, relief, dan diorama
sejarah adalah cara untuk mengungkapkan kebenaran, meski hanya sebagian kecil,”
kata Yusman. (adpsb/cen)