
Oleh: Tri Fajra Rohima
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
RAKYATTERKINI.COM - Sonia Handcraft adalah UMKM yang didirikan oleh Sonia Rahayu, alumni Institut Seni Indonesia Padang Panjang jurusan Pendidikan Kriya tamatan tahun 2021.
Berlokasi di Jalan Bukit Ngalau RT.02/RW.04 Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Usaha ini dibangun dan dijalankan oleh Sonia seorang diri, berawal dari hobi merajut yang ia senangi sejak kelas 1 SMK tahun 2017.
Pada saat itu Sonia sudah mulai mencoba membuka sebuah galeri karya kecil dengan ukuran 1x1 meter. Lalu pada saat setelah selesai melanjutkan studi S1 nya di ISI Padang Panjang pada 2021, Sonia membangun galery yang lebih luas lagi dengan ukuran 3x3 meter.
Di galeri ini produk hasil kerajinan tangan Sonia dipajang, dan mulai dilirik oleh masyarakat luas. Berbagai macam kerajinan tangan diproduksi mulai dari rajutan, seperti tas, syal, sebo, kerajinan macrame, batik tulis, gelang dan cincin manik.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari 3 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah untuk produk batik tulis, rajutan seperti baju, cardigan, tas.
Harga disesuaikan dengan bahan baku produk yang digunakan dan tingkat kesulitan pengerjaan produk target pasar mencakup semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa terutama para ibu-ibu.
Sonia memasarkan produknya dengan melakukan berbagai cara. Ia menjual produknya secara langsung di galeri dan juga mendirkan stand di berbagai acara seperti car free day, acara kampus, dan event-event lainnya.
Selain itu, Sonia juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sebagai wadah untuk memperluas jangkauan pasarnya.
Namun, perjalanan Usaha Sonia Handcraft tak selalu berjalan mulus. Berbagai lika-liku dan rintangan pernah dihadapi oleh Sonia.
Sonia mengungkapkan salah satu tantangan terberatnya dalam menjalankan usaha ini adalah masih kurangnya minat masyarakat Kota Padang terhadap produk kriya.
Lalu pada saat pandemi Covid-19 penjualan produk Sonia Handcraft juga sempat menurun drastis. Terlepas dari berbagai macam rintangan yang dialami Sonia, ia mencari solusi dengan mengalihkan penjualan melalui sosial media, sehingga produk-produknya dapat dijangkau oleh konsumen di berbagai daerah.
Dalam mengatur keuangan perusahaannya, Sonia menginvstasikan separuh penghasilannya untuk membeli bahan baku produksi. Dimana modal usaha ini berasal dari hasil penjualan produknya.
Ke depannya, Sonia memiliki rencana untuk membuka usaha baru yang berfokus pada kriya batik, dan membuka sebuah kelas kursus membatik untuk teman-teman, adik-adik yang putus sekolah serta para ibu rumah tangga.
Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Berbagai macam tanggapan positif dari masyarakat sekitar terhadap usaha yang dibangun Sonia.
Fitria, salah satu warga mengungkapkan rasa salutnya terhadap Sonia yang telah berani menjalankan bisnis diusia muda. Ia menilai perjuangan Sonia patut dicontoh oleh para anak muda di lingkungan ini yang seringkali enggan untuk memulai usaha dikarenakan gengsi dan malu.
Tak hanya itu, pembeli seperti Visca juga memberikan ulasan yang baik terhadap Sonia Handcraft, ia menyebutkan produk yang ditawarkan oleh Sonia Handcraft sangat beragam dengan harga yang terjangkau.
Serta keberadaan Sonia Handcraft ini sangat membantu bagi para pelajar yang diberikan tugas membuat kerajinan tangan dan tidak sempat untuk mengerjakannya, mereka bisa langsung membeli kerajinan tangan di Sonia Handcraft, karena sudah tersedia dengan berbagai macam produk kerajinan.
Sonia Handcraft bukan hanya sekadar sebuah usaha kerajinan tangan, tetapi juga sebuah inspirasi bagi banyak orang. Dengan dedikasi dan semangat juang yang tinggi, Sonia terus berusaha untuk mengembangkan bisnisnya sekaligus memberdayakan masyarakat di sekitarnya. (*)