Notification

×

Iklan

Sepakbola Indonesia 'Mengguncang' Dunia

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:45 WIB Last Updated 2024-10-18T09:52:01Z


Oleh: Rizal Rajo Alam


RAKYATTERKINI.COM  -  Ketika PSSI memutuskan untuk menunjuk Shin Tae-yong akhir 2019 silam,  nyaris tak ada riak, baik negatif muapun positif. Apalagi, baru beberapa bulan mengenyam astmosfir sepakbola Indonesia, dunia dilanda pandemi konflik. Dua tahun aktivitas apapun terhenti. Termasuk sepakbola tanah air.


Insan sepakbola belum tertarik mengenali siapa pelatih  kelahiran 11 Oktober 1970 itu. Masing-masing masih berkutat dengan kabar  petakut dari virus yang bernama Covid. Padahal sebenarnya Tae-yong adalah pelatih yang beranjak dari pesepakbola nasional Korea Selatan. Setelah pensiun menjadi pemain ia melanjutkan karir sepakbolanya sebagai pelatih.


Sebagai pemain ia meningglkan kenangan indah untuk klub yang ia bela. Ia mengantarkan Ilhwa Chunma FC menguasai Liga Kores, tiga kali berturut-turut (1993-1995). Karir sebagai pelatih ia menorehkan gelar Piala Champions Asia bagi klub yang membesarkannya pada tahun 2010. Selain prestasi lainnya yang ia ukir, baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.


Nama Shin Tae-yong meroket saat Piala Dunia di Rusia 2018 silam. Dalam laga penyisihan grup, Timnas Korea Selatan membuat kejutan besar dengan bergulirnya Raksasa Eropa Jerman, 2-0. Meski Timnas Korsel gagal ke fase gugur.


Sekelumit jejak Tae-yong, cukup mumpuni melambungkan namanya sebagai pelatih hebat di kawasan Asia.  Mungkin ini pula yang menjadi salah satu poin yang menarik PSSI untuk menggunakan jasa ayah dua anak ini. Padahal untuk ukuran pelatih Asia, federasi harus merogoh kocek 15.3  miliar rupiah pertahun. 


Tapi harga tak mendustai kwalitas. Terbukti, Tae-yong mampu menggoncang dunia lewat sepakbola Indonesia. Berbagai prestasi, pelan tapi pasti, terus meransek naik. Terbukti dari peringkat FIFA Indonesia 169 tiga tahun silam, kini berada di posisi 129. Nomor tiga untuk wilayah Asia Tenggara di bawah Thailand dan Vietnam.    


Kini, titik puncak reputasi Tae-yong  dengan mengantarkan Rizky Ridho dan kawan-kawan ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia.   PSSI hanya memberi target sampai putaran kedua. Namun target pribadinya lolos ke putaran ketiga. Tae-yong mencapainya. 


Nah, di awal terang benderangnya nama Indonesia di kancah sepakbola dunia. Menjadi satu-satunya negara Asean yang lolos sampai putaran ketiga. Thailan dan Vietnam yang rangking FIFA nya di atas Indonesia, gagal menyamai Tim Garuda Asia.  


Kini tim asuhan pelatih Korea Selatan itu menjadi trending topik  di berbagai media sosial internasional. Hal ini juga dipicu oleh komentar berbagai pelatih kelas dunia dan para bintang lapangan hijau atas pencapaian Timnas Garuda Asia. 


Dengung kabar sepakbola Indonesia semakin melonjak. Laga awal putaran ketiga grup C kualifikasi Piala dunia,  menahan imbang tim langganan Piala dunia, Arab Saudi. Raksasa Asia itu menahan imbang di kandangnya sendiri, 2-2. 


Tak cukup sampai di situ. Negara Satu Benua yang membelot ke Asia, Australia, juga dibuat kucar-kacir.  Tim yang sudah lima kali mentas di piala dunia juga tak kuasa melakukan banyak. Diperkuat sejumlah pemain yang berkarir di Eropa, hanya mampu bermain imbang tanpa gol. 


Dunia semakin geger.  Kenapa tidak. Tim Green Falcon, julukan Timnas Arab Saudi, yang telah mengenyam pentas Piala Dunia sebanyak tujuh kali dan berada di posisi 56 dunia, dibuat kelabakan untuk bisa mengambil poin penuh di hadapan publiknya sendiri.  


Hasil buruknya berdampak pada pemecatan pelatihnya, Roberto  Mancini. Pelatih 56 tahun asal Italia itu harus pulang akibat “rekomendasi” Timnas Indonesia. 


Belum berhenti sampai di sini. Pelatih Australia, Graham Arnold juga harus rela  meninggalkan kursi pelatih kepala. Hasil imbang tanpa gol dengan Tim Merah Putih, membuat Federasi Sepakbpola Asutralia memecatnya. Padahal raking FIFA Australia berada di posisi 22. Tapi tak mampu menang dengan peringkat 129. 


Dua pertandingan ini semakin mencemaskan calon lawan berikutnya seperti Bahrain dan China. Bahkan Bahrain memainkan 12 orang melawan Indonesia dengan keberpihakan wasit asal Oman kepada tiuan rumah. 


Tiongkok lebih panik lagi. Melawan Indonesia mereka memilih stadion yang jaraknya 9 jam dari Beijing. Demi mengalahkan Indonesia, terbaru, muncul ketakutan Federasi Sepakbola Bahrain untuk main di Indonesia pada leg kedua nanti. Alasan mereka soal keamanan dan pemainnya. Mereka membujuk AFC dan FIFA agar pertandingan melawan Indonesia digelar di luar Indonesia. 


Hal ini mengundang komentar sinis dari berbagai negara dan pengamat sepakbola dunia. Apalagi kecaman di media sosial yang menyebut Bahrain bersandar. 


Terlepas apakah Indonesia lolos ke Piala Dunia atau tidak, tapi setidaknya sepakbola kita sudah mampu menggemparkan jagad dunia. Bahwa hari ini sepakbola negara yang berpenduduk terbesar ketiga di dunia itu  mampu bersaing di pentas dunia. 


Apakah karena Shin Tae-yong atau sejumlah pemain Diaspora? Itu urusan nanti. Yang penting kita menikmati apa yang sudah dicapai era kepemimpinan Erick Tohir sebagai Ketua PSSI. Sepakbola Indonesia sdah menggemparkan dunia, meski baru lewat berita dan media sosial.  (*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update