Pendampingan DLH Kota Solok di SMPN 2 |
Kegiatan yang berlangsung di SMP 2 Solok Jum’at 17 Oktober 2024 itu dalam
rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pendampingan
pembuatan kompos itu dipimpin Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agus Susanto, beserta 7 orang staf.
Kepala Bidang Penataan dan Penaatan
Perlindungan Agus Susanto mengatakan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kurikuler berbasis
projek yang dirancang menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter
sesuai dengan profil pelajar Pancasila, berbagai cara sederhana yang bisa
dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Diantaranya tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik, dan melakukan
daur ulang,"jelasnya.
"Kami mengajak siswa-siswi untuk
aktif dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dan rumah mereka
masing-masing.
Kami ingin siswa di sekolah juga
mendapatkan pengalaman, pengetahuan mengenai bagaimana cara melestarikan
lingkungan. Juga bagaimana memanfaatkan barang-barang yang tidak
berguna menjadi berguna,” tegasnya.
Diketahui umur TPA Regional Solok bersisa
lebih kurang 1 tahun, dan timbunan sampah di Kota Solok perhari adalah 55,34
ton. Dengan komposisi sampah terbesar adalah sampah organik sekitar 56
persen. Lebih kurang 80 persen sampah yang dihasilkan diangkut ke TPA
Regional di Ampang Kualo.
Ini membuat Pemko Solok gencar membimbing
masyarakat terutama siswa untuk lebih mementingkan lingkungan.
Selain itu ia uga menyampaikan beberapa
fasilitas daur ulang sampah, yaitu bank sampah, rumah
kompos, TPS (tempat pengolahan sampah) menggunakan prinspi 3R, yaitu reduce (pengurangan), reuse (penggunaan
kembali), dan recycle (mendaur ulang), TPST (tempat pengolahan
sampah terpadu) dan TPA (tempat pemrosesan akhir).
Bank sampah merupakan konsep
pengumpulan sampah dan dipilah serta memiliki buku rekening layaknya
perbankan. Namun yang ditabung bukan uang, melainkan sampah yang
memiliki nilai ekonomis seperti: plastik dan besi. Warga yang menabung sampah disebut
nasabah dan memiliki buku tabungan.
Kegiatan ini tidak hanya berupa penyampaian
materi, tetapi juga melibatkan berbagai aktivitas interaktif. Para siswa diajak
untuk berpartisipasi dalam pembuatan kompos cair dan padat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa
SMP Negeri 2 Kota Solok dapat menjadi agen perubahan yang peduli terhadap
lingkungan di sekitar mereka, tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung
jawab terhadap kelestarian alam. (dd)