![]() |
Dibantai Lawan di Kandang, 1-8 |
Padang, Rakyatterkini.com - Kabau Sirah Semen Padang terseok-lagi. Kakinya pincang. Ia sedang terluka parah, akibat dihajar tim tamu Dewa United di hadapan publiknya sendiri, Stadion Haji Agus Salim, Jumat (25/10/2024).
Baru lima menit waktu
berjalan, gawang Amirudin sudah kebobolan dua go, masing-masing menit ke tiga
dan lima, lewqt gol pemain Timnas, Egi Maulana Fikri. Menit ke-39, kembali
menantu almarhum Ustadz Uje ini menambah koleksi golnya, Sebelum pluit jedah
dihembus wasit, striker Asing Dewa, Alex, menutup gol babak pertama. Skor 0-4.
Memasuki babak kedua,
pemain belakang Dewa, B. Fatari, menyumbang gol untuk Semen Padang, lewat gol
bunuh diri menit ke-52. Namun menit ke 75, Dewa kembali menambah gol melalui
Bagaskara setelah menerima umpan cantik dari Noviandani. Tim asuhan Edawardo
tertinnggal jauh 1-5.
Belum puas membulan-bulani lawan, tim asuhan Jan Elde Reikerink manmabh
dua gol lagi, masing-masing lewat Alex dan
dan Messidoro, masing-masing menit ke-87 dan 90. Di penghujung detik-detik terakhir babak
kedua, Dewa kembali manmabh malu tuan rumah lewat gol ke-8 lewat Bagaskara.
Lengkap sudah derita tuan
rumah Semen Padang. Tak hanya sekedar kalah, tetapi dipermalukan dihadapan
pendukungnya, dengan skor terbesar sepanjang Liga 1 musim ini. SP Kalah besar
1-8.
Padahal ini laga pertama
mereka di stadion yang selama ini bertuah dan membawa berkah bagi pasukan dari Bukit Indarung itu. Delapan pekan
sebelumnya, tim yang kini ditukangi pelatih asal Portugal, Eduardo, haru
mengungsi ke berbagai stadion di pulau Jawa.
Memang pernah mencoba
Stadion Utama Sumbar Pariaman,dengan harapan mampu menambah motivasi dan
berharap bisa meraih kemenagan. Namun upaya anak-anak Indarung belum mampu
menuai poin penuh. Lalu kembali lagi berlang-lang buana di stdaion yang jauh
dari Padang., termasuk status tamu.
Artinya, semakin jelas kalau mengganti pelattih
bukanlah jalan keluar bagi Muhammad Iqbal dan kawan-kawan. Juga bukan masalah stadion yang digunakan sebagai kandang. Tetapi seperti apa yang dikatakan Edwardo, kalau
timnya kekurangan pemain berkualitas.
Meski pelatih yang dulu
juga pernah menjadi arsitek tim Kabau Sirah,
menyadari kekurangan timnya, namun ia juga tak berdaya untuk memperbaiki.
Bahkan timnya lebih parah dan kalah telak di hadapan pendukungnya sendiri.
Terus apa lagi yag harus
dilakukan manajemen Semen Padang? Haruskan mengganti pelatih lagi? (Rra)