Jalan rusak. |
RAKYATTERKINI.COM - Pembangunan jalan dan jembatan di Kawasan Air Dingin, Kabupaten Solok, yang rusak parah akibat aktivitas penambangan, membutuhkan penanganan cepat.
Saat ini aktivitas penambangan sudah dihentikan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dan pekerjaan sudah bisa dimulai.
Anggota DPR RI, Andree Rosiade mengatakan dengan adanya surat gubernur dan telah masuknya usulan dari pihak balai, pihak Dirjend Bina Marga bisa langsung melakukan eksekusi. Kalau bisa tahun 2024 lebih baik, agar manfaatnya juga bisa segera dirasakan masyarakat mengingat kondisinya saat ini cukup parah, ucap Andre.
Menjawab permintaan Andre tersebut, Dirjend Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra memastikan pada 2025 nanti, pembangunan jalannya sudah mulai dilaksanakan.
“Minimum kita upayakan lelang dini di Oktober 2024 ini. Tahun 2025 mulai masuk penanganan. Kita sepakati saja pengerjaannya multi years,” ungkap Dirjend Bina Marga Kementerian PUPR.
Terkait dengan rencana pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik, Dirjend Bina Marga mengungkapkan, pada 13 September 2024 nanti, pemenang lelang proyeknya akan diumumkan. Setelah itu, direncanakan peletakan batu pertamanya, akan dilakukan pada November nanti oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Terkait Sitinjau Lauik, kita kordinasikan dan komunikasikan dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur, penetapan lelangnya pada 13 September 2024. Mudah mudahan lancar tidak ada masalah. Terkait dengan rencana peletakan batu pertama oleh Presiden nanti kita lihat schedule kita coba cocokkan dan sesuaikan,, mudah-mudahan bisa November” terang Rachman.
Rachman juga meminta kepada Gubernur Mahyeldi dan Andre Rosiade, agar mendukung proses pembebasan lahannya. Karena, biasanya setelah penandatanganan kontrak, ada hal yang menjadi tugas bersama, yakni terkait pembebasan lahan.
Rachman juga mengapresiasi sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan Pemprov Sumbar untuk meminimalisir kerusakan infrastruktur jalan di Sumbar. Sehingga, fokus pemerintah tidak lagi tentang upaya pencegahan tapi bisa lebih fokus kepada sisi perencanaan dan pembiayaan. (*)