Notification

×

Iklan

Kerusuhan Besar-besaran di Inggris, KBRI Imbau WNI Tetap Aman dan Jauhi Massa

Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:58 WIB Last Updated 2024-08-04T07:58:00Z

Kerusuhan di Inggris. | Foto AFP/JUSTIN TALLIS

RAKYATTERKINI.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London telah mengeluarkan peringatan kepada warga negara Indonesia (WNI) untuk tetap waspada setelah terjadinya kerusuhan di Inggris dan beberapa kota di Irlandia. 

Peringatan ini disampaikan melalui unggahan di Instagram pada Minggu, 4 Agustus 2024.

"KBRI London mengimbau kepada semua WNI yang berada di Inggris Raya dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama jika Anda harus bepergian atau beraktivitas di luar rumah," demikian bunyi rilis KBRI, seperti dikutip dari CNNIndonesia.

KBRI juga meminta WNI untuk mengikuti petunjuk dari otoritas setempat dan memantau informasi terbaru melalui media sosial KBRI London serta komunitas WNI setempat.

"Kami menyarankan agar Anda menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi unjuk rasa atau demonstrasi," tambah KBRI.

Kerusuhan di Inggris terjadi setelah serangkaian unjuk rasa yang berujung pada kekacauan. Laporan AFP menyebutkan bahwa kerusuhan ini dipicu oleh rumor palsu mengenai latar belakang seorang remaja bernama Axel Rudakubana, yang dituduh terlibat dalam penikaman massal di Southport, Merseyside.

Penikaman tersebut menyebabkan kematian tiga bocah—Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice DaSilva Aguiar (9)—serta melukai sepuluh orang lainnya. 

Rumor yang menyebut Rudakubana sebagai seorang Muslim menyebar luas di media sosial, memicu kemarahan massa dan memanfaatkan kelompok sayap kanan. Akibatnya, beberapa masjid di Inggris menjadi target serangan.

Di Southport, massa melemparkan batu ke sebuah masjid. Kerusuhan juga merebak di Belfast, Irlandia Utara, di mana demonstran melemparkan kembang api di tengah ketegangan antara kelompok anti-Islam dan pengunjuk rasa anti-rasisme.

Sunderland, sebuah kota di timur laut Inggris, juga tidak luput dari kekacauan. Massa membakar mobil, merusak kantor polisi, menjarah toko-toko, dan menyerang masjid.

"Ini bukanlah protes; ini adalah kekerasan dan kekacauan yang tidak dapat diterima," tegas Kepala Polisi Northumbria, Mark Hall, pada Sabtu, 3 Agustus, seperti dilaporkan AFP. (*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update