Notification

×

Iklan

Perubahan Iklim Mempengaruhi Produksi Pangan Global, dan Meningkatkan Risiko Kelaparan

Jumat, 05 Juli 2024 | 10:00 WIB Last Updated 2024-07-05T03:37:06Z

Aktivis turun ke jalan menggelar demo perubahan iklim mempengaruhi pangan global. (by photo:pexels)

RAKYATTERKINI.COM - Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar abad ke-21, dan dampaknya dirasakan di berbagai sektor, termasuk sektor pangan. 

Ketika suhu global meningkat, pola curah hujan berubah, dan frekuensi serta intensitas cuaca ekstrem meningkat, produksi pangan global menjadi semakin rentan. 

Kerentanan pangan ini meningkatkan risiko kelaparan dan ketidakstabilan pangan, terutama di wilayah-wilayah yang sudah berisiko tinggi.

Salah satu dampak utama perubahan iklim adalah perubahan pola curah hujan. Beberapa wilayah mengalami peningkatan curah hujan, sementara yang lain mengalami kekeringan yang berkepanjangan. 

Pola curah hujan yang tidak teratur ini mengganggu siklus pertanian, menyebabkan gagal panen, dan mengurangi hasil produksi.

Peningkatan suhu global juga mempengaruhi produksi pangan. Tanaman memiliki kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan. Ketika suhu melebihi batas tersebut, proses fotosintesis terganggu, dan tanaman menjadi stres. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman dan kualitas hasil panen.

Wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim pada produksi pangan adalah negara-negara berkembang, terutama di Afrika Sub-Sahara, Asia Selatan, dan beberapa bagian Amerika Latin. 

Negara-negara ini sering kali sangat bergantung pada pertanian subsisten dan memiliki kapasitas terbatas untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

Ketahanan pangan diartikan sebagai ketersediaan, akses, dan penggunaan pangan yang cukup dan bergizi untuk semua orang. Perubahan iklim mengancam ketahanan pangan dengan mengurangi ketersediaan pangan melalui penurunan produksi, meningkatkan harga pangan, dan membuat akses pangan menjadi tidak merata.

Penduduk miskin yang sudah berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka menjadi semakin rentan terhadap kelaparan.

Ketidakstabilan pangan juga dapat memicu konflik dan migrasi. Ketika sumber daya pangan menjadi langka, persaingan untuk mendapatkan pangan dapat meningkat, memicu ketegangan sosial dan politik. 

Selain itu, kekurangan pangan yang parah dapat memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka dan mencari penghidupan di tempat lain, menciptakan gelombang migrasi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan di wilayah yang menerima para migran.

Solusi untuk menghadapi tantangan produksi pangan yang dihadapi akibat perubahan iklim, yakni:

1. Inovasi Pertanian
Teknologi seperti irigasi modern, penggunaan benih tahan cuaca, dan teknik penanaman yang lebih efisien dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim.

2. Konservasi Sumber Daya
Memperbaiki manajemen air, tanah, dan sumber daya alam lainnya untuk meningkatkan keberlanjutan produksi pangan.

3. Kebijakan Adaptasi
Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendukung adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim, seperti asuransi tanaman dan dana bantuan untuk petani yang terkena dampak buruk.

4. Edukasi dan Kesadaran
Pentingnya meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim di kalangan petani dan masyarakat umum, serta mengedukasi mereka tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan. (*)

Penulis : Fajar Budi Raharja
Mahasiswa Fisika Universitas Andalas


IKLAN



×
Berita Terbaru Update