![]() |
Korban bencana banjir bandang di tenda pengungsian. |
Painan, Rakyatterkini.com - Lebaran telah tiba, dan di tengah riuh rendahnya kegembiraan yang menyertainya, terdapat cerita sedih dari para korban banjir alam di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.
Tangiani, seorang ibu paruh baya berusia 43 tahun, berbagi kesedihannya, merayakan Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah pertama kali di tenda pengungsian. Rumah mereka yang telah mereka tunggu-tunggu selama bertahun-tahun telah hanyut diterjang banjir bandang sebulan yang lalu.
Di tengah penderitaan ini, pengungsian membawa lebih banyak kesakitan bagi Tangiani dan keluarganya. Kurangnya istirahat, batuk, dan demam yang mereka alami setiap hari menjadi bagian dari kenyataan yang sulit.
Namun, meskipun dalam situasi seperti ini, semangat untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di tempat pengungsian tetap berkobar di dalamnya.
Tangiani berbagi bahwa rumahnya telah hanyut diterjang banjir bandang sebulan yang lalu, membuatnya dan keluarganya terpaksa tinggal di tenda pengungsian yang disediakan oleh lembaga kemanusiaan.
Meskipun demikian, Tangiani bersyukur karena mereka masih bersama di tempat pengungsian, dan keberadaannya di sana tidak mengurangi rasa syukurnya kepada Allah SWT. Bagi Tangiani, yang terpenting adalah tetap tabah menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah.
Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh Ibu Ineng, seorang ibu dengan empat anak yang juga menjadi korban banjir bandang di Batu Bala, Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera. Bersama suami dan anak-anaknya, mereka menjalankan puasa dan merayakan Lebaran di tenda pengungsian.
Dalam keadaan ini, para ibu tersebut memohon kepada pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat agar dapat memberikan tempat tinggal yang layak bagi mereka. Mereka berharap agar bantuan dapat diberikan secepatnya, karena tidak tahu berapa lama mereka harus tinggal di tempat pengungsian.
Dengan hati yang penuh air mata, mereka menyampaikan harapan ini saat berada di lokasi pengungsian. (baron)