![]() |
Polisi Rusia menggiring pelaku penembakan. |
RAKYATTERKINI.COM - Publik Tajikistan resah setelah Rusia mengidentifikasi empat individu yang ditahan terkait penembakan massal baru-baru ini di Moskow sebagai warga negaranya.
Berita tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk negara bekas Uni Soviet itu tentang kemungkinan dampaknya terhadap kehidupan bersama.
"Ini adalah tragedi besar bagi bangsa kami," ungkap seniman Daniel Rustamov kepada AFP, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (26/3/2024).
Rustamov mengungkapkan kekhawatiran atas kemungkinan warga Tajikistan di Rusia menghadapi tindakan diskriminatif pasca kejadian tersebut.
Selain itu, hampir satu juta warga Tajikistan melakukan perjalanan ke Rusia setiap tahun untuk berbagai keperluan.
Para tersangka yang terlibat dalam penembakan massal tersebut diduga berafiliasi dengan Negara Islam Khorasan (ISIS-K) yang beroperasi di Afghanistan timur.
Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, menyatakan dukungannya terhadap upaya Rusia dalam memerangi terorisme.
"Rakyat Tajikistan mendukung persaudaraan dengan rakyat Rusia, para teroris tidak memiliki kewarganegaraan," ucap Rahmon dalam pesan resmi yang disiarkan oleh media Tajikistan.
Rahmon juga menyoroti negaranya sering kali menjadi kambing hitam akibat keterlibatan kelompok radikal. Namun, ia menegaskan Tajikistan telah mengambil tindakan tegas untuk melawan fundamentalisme agama, seperti larangan bagi perempuan untuk mengenakan hijab.
Pemerintah Tajikistan telah berkomitmen untuk melawan kelompok jihadis, yang diduga berafiliasi dengan ISIS, setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada 2021. Mereka khawatir pengaruh ideologi radikal dapat mengancam kedaulatan Tajikistan.
Meskipun demikian, Rahmon mengakui bahwa sekitar 2.300 warganya telah bergabung dengan ISIS sejak tahun 2015.
"Selama tiga tahun terakhir, 24 warga kami telah melakukan aksi teror di 10 negara," ujarnya.
Dushanbe juga mengungkapkan kekhawatiran tentang peningkatan aktivitas jihadis di sepanjang perbatasannya yang berjarak 1.375 kilometer dengan Afghanistan.
Tahun lalu, otoritas Tajikistan mengumumkan bahwa mereka telah menembak mati lima tersangka yang diduga berasal dari kelompok Jamaat Ansarullah di perbatasan Afghanistan. (*)