Krisis Pulau Yeonpyeong. | Foto AFP |
Langkah evakuasi diumumkan dua kali, pertama pada pukul 12.02 waktu setempat dan kedua pada pukul 12.30 waktu setempat, setelah adanya laporan bahwa Korea Utara telah menembakkan lebih dari 200 artileri ke pantai dekat Pulau Yeonpyeong.
Seorang pejabat menyampaikan, memberikan perintah evakuasi setelah menerima pemberitahuan dari sebuah unit militer yang menyatakan bahwa mereka sedang melaksanakan serangan maritim di Pulau Yeonpyeong sebagai respons terhadap situasi provokatif dari Korea Utara.
Perintah evakuasi ini terjadi seiring dengan meningkatnya ketegangan akibat provokasi perang dari Korea Utara. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam pidatonya terbaru, memanggil tentara untuk mempersiapkan diri menghadapi perang dan meningkatkan program nuklir mereka.
Korea Selatan merasa geram terhadap tindakan provokatif tersebut, terutama setelah latihan militer intensif antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta peluncuran satelit mata-mata oleh Korea Utara pada bulan November yang lalu.
Sebagai respons, Seoul memutuskan untuk menangguhkan sebagian perjanjian militer antara kedua negara yang ditandatangani pada tahun 2018, dengan tujuan meredam ketegangan di antara keduanya.
Korea Utara merespons dengan membatalkan sepenuhnya perjanjian tersebut. Ini bukan kali pertama hubungan antara dua Korea memanas, mengingat serangan peluru artileri dari Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong pada tahun 2010 yang menyebabkan evakuasi darurat bagi 1.700 warga setempat dan kerusakan yang signifikan di pulau tersebut. (*)