Notification

×

Iklan

Kekeringan Melanda Ampiang Parak dan Alai, Tantangan dan Upaya Bersama Menghadapi Krisis Air

Jumat, 22 Desember 2023 | 08:10 WIB Last Updated 2023-12-22T01:10:11Z

Kekeringan, tanah retak dan air PDAM tidak mengalir. | Foto baron

Painan, Rakyatterkini.com - Kekeringan di Kampuang Pasar Ampiang Parak dan Alai Nagari Ampiang Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan semakin mengkhawatirkan. 

Debit air sumur terus menurun, dan ancaman kekeringan semakin nyata jika musim kemarau berlanjut hingga saat ini.

Pertanian di Kampuang Alai terdampak parah karena kondisi sawah tidak dapat diolah akibat kekeringan yang melanda lokasi tersebut. Sebagian petani bahkan terpaksa meninggalkan lahan pertanian mereka untuk sementara waktu.

Kekeringan ini merupakan masalah yang sudah dihadapi oleh masyarakat Pasar Ampiang Parak beberapa tahun belakangan. 

"Tidak turunnya hujan selama puluhan hari membuat pasokan air dari sungai dan air tanah semakin menipis," ungkap salah seorang warga, Awang (36), pada Jumat dini hari, 22 Desember 2023.

Pada tahun-tahun sebelumnya, hujan beberapa kali turun selama musim kemarau, memberikan sedikit kelonggaran dengan menambah pasokan air. Namun, tahun ini keadaannya berbeda. "Tahun ini, sudah puluhan hari tidak ada hujan," tambahnya.

Awang memperkirakan bahwa jika hujan tidak turun hingga akhir Desember, sejumlah sumur dan sungai di daerah tersebut akan mengering sepenuhnya. "Kami tidak tahu lagi dari mana mencari air jika itu terjadi," ungkapnya.

Jika sumur dan sungai mengering, warga di Pasar Ampiang Parak akan terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, banyak masyarakat yang tidak mampu melakukan hal ini karena keterbatasan finansial. "Kami khawatir tentang solusi ke depannya," ujar Awang.

Di Kampuang Alai, sejumlah petani juga menghadapi dilema karena debit air terus menurun. Meskipun sebagian sawah sudah siap untuk ditanami, petani enggan mengambil risiko menggarap sawah saat ini. Selain itu, sumur bor tanah yang seharusnya dapat membantu tidak berfungsi sama sekali.

Kondisi ini membuat sebagian petani beralih menjadi buruh serabutan dengan mencari rezeki di laut untuk menyambung hidup bersama keluarga. 

Para buruh tani dan penjual hasil pertanian juga terdampak kekeringan, terutama dalam memenuhi kebutuhan air yang sangat dibutuhkan oleh tanaman padi.

Situasi ini menciptakan tantangan serius bagi masyarakat lokal, dan upaya kolektif mungkin diperlukan untuk mengatasi dampak kekeringan yang semakin meluas di kawasan tersebut. (baron)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update