Notification

×

Iklan

Wako Deri Asta Optimis 'Mak Itam' akan Lansir Desember 2022, Asyik...

Kamis, 14 Juli 2022 | 23:41 WIB Last Updated 2022-07-14T16:41:57Z

Deri Asta tengah melihat kondisi dalam loko 'Mak Itam' bersama teknisi khusus dari Amabarawa.
 

Sawahlunto, Rakyatterkini.com - 'Mak Itam' dan UNESCO merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, salah satu komponen terpilihnya Kota Sawahlunto sebagai salah satu warisan dunia adalah 'Mak Itam'. Hal tersebut disampaikan Walikota Sawahlunto Deri Asta, ketika melakukan monitoring progres perbaikan 'Mak Itam', Kamis (14/7/2022) di Museum Kereta Api Sawahlunto. 


Deri Asta juga menyampaikan sebagai salah satu warisan dunia, pemerintah kota akan berkomitmen menjaga dan melestarikan 'Mak Itam' yakni, dengan cara perbaikan komponen menyeluruh dari 'Mak Itam' dengan mendatangkan langsung teknisi dari Ambarawa.


"Kita optimis menunggu kehadiran 'Mak Itam' yang perkasa untuk kembali hadir di tengah-tengah kita semua. 'Mak Itam' akan menjadi prioritas yang harus kita kawal bersama, sehingga dengan kehadiran teknisi berpengalaman dari Ambarawa ini, akan mempercepat 'Mak Itam' turun gunung dan kita dapat menikmati berplesiran ke Muarakalaban dengan menggunakan lokomotif uap ini," beber Deri Asta.


Ia juga menambahkan, dengan telah beroperasinya kembali 'Mak Itam' dalam waktu dekat, maka akan memiliki dampak luar biasa terhadap perkembangan sektor kepariwisataan yang nantinya akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat Sawahlunto, agar menjadi lebih baik lagi.


Lokomotif legendaris bertuliskan 'E1060' itu dikenal dengan nama 'Mak Itam'. Nama itu diberikan karena selain tubuhnya yang hitam legam, juga terdapat asap hitam pekat yang saat itu keluar dari cerobongnya hasil pembakaran batubara, guna menghasilkan uap sebagai sumber energi dari 'Mak Itam'.


'Mak Itam'  menjadi legenda lokomotif sebagai penarik gerbong batu bara serta gerbong penumpang dari kawasan Ombilin, Sawahlunto sampai ke Padang.


Menurut pemerhati kereta api, Yoga Bagus Prayoga dalam bukunya mengenai sejarah lokomotif di Indonesia, 'Mak Itam' merupakan lokomotif uap spesial.


Diketahui, bahwa lokomotif ini dikirim pada 21 Oktober 1966 dan menjadi produk terakhir Esslingen, Jerman sebelum tutup produksi. 


Pada masa pengabdiannya yang hampir 50 tahun, 'Mak Itam' dapat menarik 40 gerbong batu bara dengan berat muatan mencapai 130 ton dalam satu kali perjalanan. (Hms/Ris1)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update