Notification

×

Iklan

Lisda Hendrajoni: Kasus Perundungan Anak di Tasikmalaya Harus Diusut Tuntas

Rabu, 27 Juli 2022 | 11:03 WIB Last Updated 2022-07-27T10:04:50Z

Lisda Hendrajoni.
 

Painan, Rakyatterkini.com – Kasus perundungan anak yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang mengakibatkan bocah "F" (11) meninggal dunia, menarik perhatian berbagai pihak. Salah satunya adalah Anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni, yang gencar terhadap perkara dan peristiwa, terutama sekali menyangkut dengan perlindungan anak.


Berkaca pada peristiwa tersebut, yang pelakunya juga teman seumuran “F”, kata Lisda, terjadinya kasus perundungan di Tasikmalaya, menandakan krisis moral sudah mulai melanda Indonesia. 


"Kalau dilihat dari perspektif secara umum, krisis moral mulai melanda anak di bawah umur di Indonesia. Lewat kasus yang terjadi di Tasikmalaya, adalah fenomena dan peristiwa miris seperti ini, dimana mulai terjadi mungkin dengan niat candaan atau iseng semata, tanpa memikirkan efek dan dampak yang sangat buruk dan membahayakan, bahkan sampai meninggal dunia. Ini harus mendapatkan perhatian khusus dan tanggungjawab kita bersama,” ujar Lisda kepada wartawan.


Ditambahkan Lisda, ia juga meminta aparat penegak hukum, agar mendalami kasus tersebut. Kapan perlu, adanya kemungkinan keterlibatan orang dewasa, karena perbuatan asusila yang dilakukan, sudah sangat jauh dari pola pikir bocah umur belasan.


"Kami sudah meminta pihak penegak hukum, kemungkinan adanya keterlibatan orang yang sudah dewasa, untuk menyuruh para pelaku, melakukan perundungan terhadap temannya. Kasus ini harus diusut secara tuntas,” tegas Lisda lagi.


Bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati pada 23 Juli 2022 kemarin, Lisda mengimbau kepada para orangtua, agar meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap anak, khususnya dalam lingkup keseharian dan membatasi ruang gerak anak dalam penggunaan gadget.


Srikandi Partai Nasdem tersebut juga menyebutkan, pemenuhan hak anak akan menjadi salah satu faktor, terbentuknya mental dan psikologis anak saat berada di lingkungan luar.


"Kita berharap para orangtua, melakukan pengawasan extra dan memberikan edukasi terhadap anak dengan media yang menyenangkan seperti dongeng dan sebagainya. Pengawasan dalam penggunaan gadget tentunya harus sangat intens dilakukan, mengingat kecanggihan teknologi yang terus berkembang pesat,” tuturnya.


Pemenuhan hak anak, seperti hak untuk didampingi dan hak waktu bersama keluarga, juga menjadi salah satu faktor dalam membentuk karakter dan psikologis anak.


Sebelumnya dikabarkan, seorang anak berinisial “F” berusia 11 tahun meninggal pada Minggu (18/7/2022)  akibat  depresi, karena mengalami perundungan dan dipaksa melakukan tindakan asusila dengan kucing oleh teman-temannya.


Yang membuat F lebih depresi adalah rekaman video saat perundungan terjadi disebar ke media sosial. Mentalnya lebih tertekan. Dampaknya, F murung dan tak mau makan akhirnya sakit. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun tak tertolong. (Baron)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update