Notification

×

Iklan

Harga TBS Anjlok, Petani Sawit di Solsel Sedih

Jumat, 24 Juni 2022 | 14:18 WIB Last Updated 2022-06-24T07:22:30Z

Salah satu tumpukan TBS pada  PKS di Solok Selatan. 
 

Solok Selatan, Rakyatterkini.com - Dengan terusnya merosot harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Solok Selatan, membuat nasib para petani sawit di daerah itu, semakin terjepit.


Harga TBS sebelumnya masih diangka Rp1.500 perkilogram, kini informasi dari para petani sawit harga TBS malah semakin anjlok. Sedihnya, harga di bawah Rp1.000 perkilogram.


"Dengan kondisi harga sawit yang semakin terpuruk, membuat para petani sawit di Solok selatan dilanda kecemasan," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Solok Selatan, Emi Susnawati, Kamis (23/6/2022).


Dikatakan, penyebab utama sawit anjlok berdasarkan keterangan eksportir kepada Apkasindo, kendala pertama akibat penyetopan ekspor CPO sejak tanggal 22 April lalu oleh Presiden Joko Widodo.


Atas kondisi itu, negara importir membuka kontrak pembelian ke negara lain seperti Malaysia dan negara pengasil CPO lainnya. Sehingga, begitu larangan ekspor kembali dicabut Senin 23 Mei 2022 lalu, negara importir harus memenuhi kontrak dulu dengan negara penghasil CPO lain, yang dikontrak beberapa bulan lalu tersebut.


"Ini penyebab utama TBS sawit terus anjlok. Kini, dikabarkan di bawah Rp1.000, begitu keluhan para petani ke kami Apkasindo," jelas Emi.


Ia menyebut, foktor lainnya penyebab harga TBS merosot lantaran kondisi dengan penuhnya beberapa tangki timbun di 4 PKS yg ada di Solok Selatan, sehingga tidak ada tempat untuk stok lagi.


"Kita akan menelusurinya kembali, bagaimana sawit petani kembali mendapatkan harga yang normal," terangnya.


Dia berharap, dalam hal ini negara harus hadir untuk menyelamatkan nasib petani sawit Indonesia. Karena, kalau harga seperti ini dikhawatirkan petani sawit tidak mampu lagi merawat kebun dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan meyekolahkan anak anak mereka.


"Dampak sawit anjlok, pendidikan, kesehatan masyarakat pasti akan berimbas. Sebab biaya pendidikan itu mahal, sehingga perlu ada kebijakan pusat dalam menyelamatkan generasi dari putus sekolah atau putus kuliah," terang Emi seraya menambahkan dan meminta pemerintah harus tegas. (Alwis)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update